foto : sucipto,kepala disperindag dampingi pj bupati magetan tinjau lokasi rencana pasar hewan
finews, Magetan – Rencana pemindahan pasar hewan Pahingan di Maospati Magetan, Jawa Timur menyisakan polemik.
Rencana pasar hewan lama di samping kampus Unesa akan direlokasi di belakang Puskesmas Maospati.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Magetan Sucipto mengaku lahan relokasi pasar hewan Maospati berada di jalan Pramuka, Kelurahan Maospati.
” Lokasi relokasi pasar hewan berada di jalan Pramuka kelurahan Maospati, atau sebelah barat Puskesmas Maospati,” kata Sucipto, Kamis ( 9/10) yang lalu.
Namun rencana itu belakangan membuat warga sekitar resah, terutama mereka yang telah lama bermukim di kawasan calon relokasi. Kalangan dewan pun angkat suara menanggapi keresahan itu.
Anggota DPRD Magetan Komisi B Marga Dwi Setiawan menilai, bahwa sejak awal rencana itu bergulir minim pendekatan humanis kepada warga.
“Harusnya ada pendekatan yang manusiawi dan terbuka, warga yang tinggal lama di sana tidak mendapat kejelasan,” kata Marga, Rabu (21/5).
Politikus Nasdem itu menilai Universitas Negeri Surabaya (Unesa) belum memiliki peran signifikan dalam merespons persoalan tersebut, padahal kampus tersebut berdiri di lahan hibah dari Pemkab Magetan seluas 13,5 hektar.
“Bukan hanya soal relokasi pasar. Ini bicara soal pemberdayaan, ekonomi desa, dan potensi wilayah. Unesa seharusnya tak tinggal diam. Mereka punya kapasitas akademik untuk membuat kajian ekonomi, memberi masukan, dan merancang pasar modern yang sesuai kebutuhan masyarakat,” tegasnya.
Ia juga menilai, keberadaan sekitar 3 ribu mahasiswa Unesa di Magetan seharusnya menjadi peluang besar untuk menggerakkan roda ekonomi desa. Dengan sinergi yang baik, usaha kecil seperti rumah makan, kos-kosan, hingga koperasi desa bisa tumbuh lebih optimal.
“Saya berharap Unesa ikut mendampingi, soal manajemen desa, membina BUMDes, menggerakkan koperasi, agar masyarakat benar-benar merasakan manfaat dari keberadaan kampus,” lanjut Marga.
Fraksi NasDem itu pun mendorong agar pemindahan pasar hewan ini tidak hanya sekadar pindah lokasi, tetapi juga menjadi momen modernisasi.
“Pasar hewan jangan selalu identik dengan tempat kotor dan semrawut. Unesa bisa membantu mendesain pasar yang lebih kekinian, bersih, dan memiliki nilai estetika,” imbuhnya.
Ia berharap agar relokasi pasar tidak menjadi ajang konflik antar pihak, melainkan momentum membangun kekuatan bersama. Pemerintah daerah pun diingatkan untuk tidak gegabah mengambil keputusan sepihak.
“Semua pihak harus duduk bersama, mencari solusi. Ini saatnya bersinergi, bukan saling menyalahkan,” kata Marga mengakhiri.
Warga Siap Pindah Tanpa Ganti Rugi
Sebelumnya ramai diberitakan sebanyak 18 kepala keluarga yang tinggal di kawasan Totog, kelurahan Maospati menyatakan tak keberatan untuk pindah.
Dalam rilisnya, Pemkab Magetan mengklaim warga juga tak meminta ganti rugi. Kepastian ini, setelah Pj bupati Magetan Nizhamul meninjau ke lokasi yang bakal menjadi kawasan pasar hewan itu.
“Mereka tidak keberatan jika di sekitar situ pasar hewan Pahingan dibangun dan tidak ada ganti rugi bagi masyarakat,” Nizhamul, Jumat (16/5).
Nizhamul mengatakan pemkab akan membantu proses pindah warga. Dan, membuka peluang bagi warga untuk mengembangkan UMKM.
“Relokasi pasar hewan ke sini, pasti akan menumbuhkan perekonomian warga sekitar, menumbuhkan peluang usaha dan mendatangkan rezeki,” jelasnya.
Dianggarkan 2 Miliar
Dibeberkan Sucipto, Tahun anggaran (TA) 2025 akan diusulkan sebesar 2 miliar untuk relokasi pasar hewan Maospati.
” Petunjuk bapak Pj bupati Magetan diminta ajukan anggaran sebesar dua miliar,” tegas Kepala Disperindag kabupaten Magetan.
Rencananya, lokasi eks pasar Hewan Maospati akan dijadikan area Food court untuk mendukung keberadaan kampus V Unesa yang berada di Jalan Maospati-Barat tersebut.
” Nanti akan dibangun food court diarea bekas pasar hewan tersebut,” pungkas Sucipto.(totok)