foto:istimewa
finews, Tulungagung – Masyarakat Tulungagung ikut merasakan kelangkaan gas elpiji 3 kilogram.Setelah sebelumnya kelangkaan terjadi di Kediri dan Blitar
Di Tulungagung meski harga tidak naik, namun stok di pengecer sering kosong.
” tidak ada, stok kosong “kata Prihatin (42) pengecer di desa Bono, Boyolangu
Sementara pihak pengecer mengaku jatah kiriman dari pangkalan ada pengurangan
“Sudah hampir satu minggu terjadi stok sering kosong. Banyak yang gak dapat gas,” terang Nasrul, pemilik toko di desa Pinggirsari kecamatan Ngantru, dilansir dari tribunmataram.com
Nasrul mengaku selalu dapat kiriman 80 tabung gas elpiji 3 Kg dari pangkalan.
Tabung gas sebanyak itu biasanya habis terjual selama 12-14 hari.
Namun saat ini kiriman dari pangkalan hanya 20-30 tabung, sehingga menjadi rebutan warga.
“Sekarang tidak sampai 5 hari sudah habis karena stoknya sedikit, yang cari banyak. Orang yang tidak biasa beli di sini, akhirnya cari gas ke sini juga,” ungkapnya.
Meski ada kelangkaan barang, Nasrul tetap menjual satu tabung gas elpiji 3 Kg seharga 17.500.
Sementara seorang pengecer di desa Sobontoro, mengaku pihak pangkalan sudah menaikkan harga.
Sebelum terjadi kelangkaan harga yang dipatok pangkalan 16 ribu per tabung.
Kini pihak pangkalan menjual satu tabung gas elpiji 3 kilogram seharga 17.500.
“Kalau dari pangkalan 17.500, di pengecer harganya jadi 19 ribu,” ungkap MD, inisial pengecer ini
Masih menurut MD, tanda-tanda kelangkaan sudah terjadi sejak seminggu lalu.Namun kenaikan harga terjadi pada minggu ini.
Pihak pangkalan yang biasa memasok barang ke pengecer tidak bisa memberi kepastian, kapan barang bisa dikirim.
“Sebelumnya kalau kosong, tinggal telepon langsung dikirim. Sekarang barangnya belum tentu ada, atau jumlahnya dikurangi,” keluhnya
Di Kediri
Tim gabungan dari Disperdagin, Bagian Administrasi Perekonomian dan Hiswana Migas Pemkot Kediri melakukan sidak ke sejumlah pangkalan LPG 3 kg, Senin (24/7).
Pangkalan LPG yang disidak ada di Kelurahan Gayam, Mrican, Ngampel, Ngadirejo, Dandangan dan Pakunden.
Dari hasil sidak diketahui tidak ada masalah terkait stok maupun ketersediaan gas LPG. Namun tidak ada pengiriman dari Pertamina pada hari Minggu atau hari libur sehingga sempat mengakibatkan keterbatasan stok di beberapa pangkalan.
“Setelah kita koordinasi dengan Pertamina, memang tidak ada pengiriman di hari Minggu atau tanggal merah. Namun kita pastikan stok LPG 3 kg di Kota Kediri masih aman. Dalam sidak kita temukan ternyata setiap hari masih ada pengiriman dan stoknya rata-rata yaitu 100 tabung gas untuk setiap pangkalan,” terangnya.
Diduga Ilegal
Mengutip kompas.com,bupati Lumajang Thoriqul Haq menemukan pangkalan elpiji 3 kilogram diduga ilegal di kecamatan Lumajang, Jawa Timur, Selasa (25/7).
Saat penemuan itu, pangkalan tersebut sedang mendapat pasokan elpiji 3 kilogram dari salah satu agen. Namun, gudang dalam keadaan terkunci rapat.
Selain itu, tidak ada papan nama pangkalan elpiji yang terpasang di gudang itu.
“Kita tadi keliling menyidak ke agen dan di tengah jalan menemukan truk dari agen yang sedang menurunkan elpiji ke pangkalan, tapi ternyata pangkalannya tidak ada papan namanya,” kata Thoriq di Lumajang.
Sementara, Kapolres Lumajang AKBP Boy Jeckson Situmorang mengatakan, pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi termasuk sopir truk pengangkut elpiji dan akan memanggil pemilik gudang.
“Kita akan lakukan penyelidikan secara komprehensif dan mendalam apalagi soal izin distribusinya supaya penyaluran subsidi elpiji ini bisa tepat sasaran. Sekilas memang tempatnya tidak representatif tapi kami masih akan dalami lagi,” jelas Boy.
Gas Melon Langka di Blitar
Warga kota dan kabupaten Blitar mengeluhkan kelangkaan elpiji 3 kilogram bersubsidi dalam satu pekan terakhir. Sejumlah warga yang ditemui Kompas.com, Selasa (25/7/2023), mengaku harus berkeliling ke beberapa toko dan warung dalam radius lebih dari 5 kilometer dari rumah mereka untuk membeli satu tabung elpiji bersubsidi. Warga Kelurahan Kepanjenlor, Kota Blitar, Roby Ashari, mengaku harus mendatangi belasan toko dan warung untuk mendapatkan elpiji 3 kilogram.
“Ini tadi saya sampai ke Kelurahan Sentul, ke Kelurahan Bendo karena di sekitar sini warung-warung habis gasnya. Akhirnya malah saya dapat dari dekat rumah di Kauman (Kecamatan Kepanjenkidul),” kata pengusaha warung kopi ini mengaku, warung kopi miliknya membutuhkan satu tabung elpiji 3 kilogram setiap tiga hari sekali.
Masalah kelangkaan elpiji tabung 3 kilogram (tabung melon) juga membuat warga desa Sumberejo, kecamatan Sanankulon, Kabupaten Blitar, Masruroh (55), harus berkeliling cukup jauh dari tempat tinggalnya. Ditemui di sebuah pangkalan elpiji di Jalan Bengawan Solo, Kota Blitar, Masruroh mengaku setiap hari dalam satu pekan terakhir harus berjuang mendapatkan tiga tabung elpiji 3 kilogram untuk memenuhi kebutuhan warung nasi goreng miliknya.
“Enggak tahu ini harus cari kemana lagi. Tadi pagi sudah dapat satu tabung, ini masih harus cari dua tabung lagi,” ujarnya kepada wartawan.( dari berbagai sumber)