Banyuwangi Perbaiki Sistim Irigasi

Ekobisteckno397 Views

foto: Viva.co.id

finews,-Banyuwangi – Mendukung ketahanan pangan dan ketersediaan air ke persawahan di Banyuwangi Pemkab Banyuwangi akan membangun dan merevitalisasi jaringan irigasi sepanjang 123 kilometer tahun ini.

Pembangunannya bakal melibatkan warga pra sejahtera sebagai sumber tenaga kerja

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menjelaskan, pembangunan jaringan irigasi tahun ini sepanjang 80,081 km yang tersebar di 25 kecamatan . Sementara jaringan irigasi yang akan direhabilitasi sepanjang 43,403 km. “Pembangunan dan rehabilitasi jaringan irigasi ini dilakukan untuk memastikan ketersediaan sumber daya air, mengingat air adalah faktor vital bagi pertanian,” kata Ipuk, Kamis, (13/6).

Beberapa lokasi pembangunan jaringan irigasi diantaranya Kecamatan Blimbingsari 9.6 km, Srono 9,5 km, Songgon 7,2 km, Purwoharjo 3,5 km, dan seluruh kecamatan di Banyuwangi. Sementara untuk rehabilitasi jaringan irigasi di antaranya, Cluring sepanjang 1,3 km, Kabat 4,2 km, Purwoharjo 3,9 km, Tegaldlimo 12 km, dan lainnya.

Diketahui,pengerjaan saluran irigasi tersebut dijalankan dengan sistem padat karya. Warga miskin yang masuk di database UGD Kemiskinan Banyuwangi dan masih produktif.

Dinas PU Pengairan menargetkan bisa menyentuh 2.400 orang yang terbagi dalam 80 lokus kerja di seluruh Banyuwangi,. “Pelibatan masyarakat dalam instrumen padat karya yang ada di Dinas PU Pengairan ini menjadi bagian dari program pengentasan kemiskinan di Banyuwangi,” imbuh Ipuk.

Ipuk mengatakan skema ini akan terus diluaskan jangkauannya dengan melibatkan sejumlah instansi lain yang memiliki program padat karya. “Dengan demikian tidak hanya program pembangunan yang berjalan, tapi juga bisa berdampak terhadap terbukanya lapangan kerja bagi warga miskin,” harapnya.

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, angka kemiskinan di Banyuwangi berada pada tren positif dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun lalu, kemiskinan Banyuwangi menurun, yakni dari 7,51 persen pada 2022 menjadi 7,34 persen pada 2023. Meski demikian, Ipuk berharap kemiskinan Banyuwangi bisa terus dientaskan. Program padat karya menjadi salah satu melalui berbagai pembangunan pemerintah menjadi salah satu caranya. Selain diharapkan mampu menekan angka kemiskinan, program itu juga diharapkan dapat membuka lapangan kerja bagi warga Banyuwangi. “Meski angka kemiskinan sudah rendah, tapi berbagai hal tetap harus dilakukan sebagai bentuk intervensi. Tentu saja, tujuannya agar warga benar-benar sejahtera,” tambah Ipuk.

Luas Lahan Turun

Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah pertanian yang penting di Indonesia, menghadapi tantangan dalam sektor pertanian dengan terjadinya penurunan luas areal pertanian dalam beberapa tahun.

Data menunjukkan bahwa luas areal pertanian di Kabupaten Banyuwangi pada tahun 2019 mencapai 126.814 hektar. Namun, pada tahun 2020, terjadi penurunan menjadi 120.058 hektar. Tantangan berlanjut pada tahun 2021, di mana luas areal pertanian mengalami penurunan lagi menjadi 119.487 hektar.

Presentasi penurunan luas areal pertanian dari tahun 2019 ke 2020 adalah sebesar 5,33 persen. Meskipun demikian, petani di Kabupaten Banyuwangi terus bekerja keras dan berupaya mengatasi kendala yang dihadapi.

Mengutip antara edisi 14 Januari 2021 antara bupati Abdullah Azwar Anas mengemukakan realisasi luas areal tanaman padi tahun 2020 di kabupaten yang dipimpinnya mencapai 120.168 hektare, melebihi dari target 116.240 hektare.(*)

 

*sumber viva.co.id, kamis, 13 juni 2024,judul banyuwangi bangun dan revitalisasi 123 km jaringan irigasi dengan skema padat karya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *