foto:parajin kulit magetan/totok
finews, Magetan – Jelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2024,pesanan sandal kulit Taslir asal Magetan meningkat hingga 50 persen.
Mengutip beritajatim.com,Agus Juwanto (30), salah satu perajin asal dusun Jejeruk desa Candirejo mengatakan pesanan sandal kulitnya sudah meningkat sejak awal bulan puasa. Kenaikan ini didorong oleh permintaan dari toko-toko penjual kerajinan kulit di Magetan dan luar daerah seperti Bojonegoro, Tuban, Lamongan, dan Wonogiri.
“Alhamdulillah, awal puasa sudah mulai banyak pesanan. Naik permintaan toko dan luar daerah, meski baru 30 persen ini. Biasanya setelah dua minggu puasa pesanan naik hingga 50 persen hingga hari H lebaran,” kata Agus, Rabu (20/3), tulis beritajatim.com
Agus belum menambah jumlah karyawan untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Dia memilih untuk memberlakukan lembur bagi karyawannya.
“Pesanan meningkat tapi belum kita tambah jumlah karyawan. Untuk memenuhi permintaan kita berlakukan lembur dulu,” ucapnya.
Tak hanya Agus, Edi Purwanto, pengrajin kulit lainnya, mengatakan dia telah menambah karyawan jauh-jauh hari untuk memenuhi permintaan sandal kulit yang trennya meningkat mendekati lebaran. Edi memprediksi permintaan akan meningkat hingga 50 persen lebih.
“Alhamdulillah meski momen setahun sekali ini berkah bagi kami para pengrajin kulit di Magetan,” pungkasnya.
Sekali musim, para pengrajin mengaku bisa mengantongi keuntungan puluhan juta rupiah.
Sebagai informasi, Sandal kulit Taslir Magetan dijual dengan harga 800 ribu per kodi untuk sandal perempuan dan 900 ribu per kodi untuk sandal laki-laki.
Bagi yang ingin membeli sandal kulit taslir asli Magetan untuk kebutuhan lebaran atau oleh-oleh mudik, bisa datang langsung di pusat UMKM pengrajin kulit di Jejeruk, Desa Candirejo, atau di pusat penjualannya di Jalan Sawo Magetan.

Diketahui, sandal kulit Taslir dari Magetan terbuat dari kulit sapi nabati dengan warna khas coklat, hitam, dan warna-warna alami lainnya. Sandal ini dibuat dengan peralatan tradisional dan memiliki model lokal.
Terpuruk Saat Pandemi
Meski kini pesanan sudah membaik namun usaha ini juga terpuruk saat wabah covid-19 mewabah. “Penurunan sangat drastis mas, sekarang tinggal 25 persennya saja,” kata Agus Juanto pengrajin sandal kulit klasik di dukuh Jejeruk, Desa Candirejo pada , Selasa 11 Mei 2021silam.
Saat itu permintaan dari sentra kulit sawo Magetan menurun diakibatkan kebijakan larangan mudik. Para pedagang tidak berani menambah stok sandal kulit klasik karena takut tidak laku. “Sandal kulit klasik khas Magetan biasanya jadi oleh-oleh favorit pemudik. Kalau tidak ada yang mudik, siapa yang beli,”kata dia.
Adanya larangan mudik lebaran ini, dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi tersebut. Karena, bisa dipastikan mengalami penurunan produksi, bahkan tidak produksi sama sekali. “Pesanan kira-kira sampai lebaran saja, dampaknya mudik juga ada, kalau boleh mudik pasti ramai, kalau tidak ya begini adanya,” kata Edi Purwanto, pengrajin yang lain. (totok).
sumber : beritajatin.com