foto : evan dimas
finews, Tulungagung – Mantan bintang Timnas U-19, Evan Dimas, memulai babak baru dalam kariernya. Setelah dilepas Persik Kediri di putaran kedua Liga 1 2024/2025, ia memilih menetap di Tulungagung dan mendirikan Sekolah Sepak Bola (SSB) Saraswati. Meski penampilan fisiknya kini lebih ramping, semangatnya tetap membara. Evan fokus melatih anak-anak, menanamkan filosofi sepak bola yang mengedepankan keindahan dan kreativitas, bukan semata kemenangan.
Uniknya, latihan di SSB Saraswati memadukan unsur seni tari tradisional. Terinspirasi oleh gerakan-gerakan tari yang selaras dengan formasi dan ritme permainan, Evan melihatnya sebagai cara membentuk pemain yang peka terhadap estetika. Ia mencontohkan gerakan Reog Kendang, tarian khas Tulungagung, yang dianalogikan dengan latihan rondo (oper bola di bawah tekanan).
Brasil menjadi inspirasinya. Di negara Samba tersebut, sepak bola dan tari menyatu. “Sepak bola adalah seni, bukan sekadar permainan kasar dan brutal,” tegas Evan, mantan pemain jebolan kompetisi internal Persebaya Surabaya, menekankan pentingnya keindahan dalam permainan. Di SSB Saraswati, ia berharap dapat mencetak generasi pemain yang lebih estetis dan berjiwa seni. (oki)
