foto : radarbogor
finews,Cianjur – Usai ramai pemberitaan pungutan untuk makan siang guru di Bogor Jawa Barat,kini ramai soal tes kehamilan para siswi si sekolah.
Mengutip lingkaran.com,SMA Sulthan Baruna di kecamatan Cikadu, kabupaten Cianjur, Jawa Barat, viral lantaran para siswinya menjalani tes kehamilan.
Potongan video para siswi mengantri berseliweran di media sosial. Narasi video itu: Tes kehamilan rutin dilakukan setiap tahun.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah VI Jawa Barat, Nonong Winarni, mengaku belum mengetahui soal kebijakan tes kehamilan di SMA tersebut.
“Walau kami belum mendapatkan info jelas, namun tes tersebut dilakukan di sekolah dimana tujuannya tentu baik, diantaranya untuk mencegah perilaku pergaulan bebas, penguatan karakter dan akhlak, serta penegakan disiplin,” kata Nonong kepada wartawan, Rabu (22/1).
Akan Mengawas
Nonong menambahkan, pihaknya akan segera menindaklanjuti video viral itu dengan menugaskan pengawas untuk melakukan penelusuran.
“Sebaiknya proses tes dilakukan secara tertutup, hanya untuk konsumsi internal sekolah yang bersangkutan. Kalaupun di sekolah tersebut ada kebijakan tes kehamilan, belum tentu di sekolah lain melaksanakannya,” ujarnya.
Tes Kehamilan Siswi di Jawa Timur
Beberapa tahun sebelumnya tes kehamilan para siswi juga terjadi di propinsi Jawa Timur.
Siswi SMKN I Magetan, menjalani tes kehamilan,bekerja sama dengan Dinas Kesehatan setempat.
“Tes kehamilan ini diperuntukkan bagi kelas XI, yaitu bagi siswi yang habis menjalankan prakrin atau praktek kerja industri. Sedikitnya ada 300 siswi yang dites kehamilan,” ujar Kepala SMKN I Magetan, Budiyono, kepada wartawan, Rabu,10 Nopember 2010,dikutip dari antara.
Tes kehamilan dilakukan sebagai salah satu upaya penanggulangan kenakalan remaja atau pelajar. Selain itu, ditempuh sebagai langkah mencegah hubungan seks bebas pada anak usia sekolah.
“Tes ini sebagai ukuran pendidikan karakter siswa. Jika hasilnya negatif semua, berarti pendidikan karakter atau pendidikan moral yang kita berikan kepada siswa dinilai berhasil,” kata dia.
Secara bergantian para siswi diminta sekolah dan tim medis untuk mengambil sampel urine masing-masing. Untuk memudahkan pemeriksaan, para siswi akan dibagi dalam beberapa gelombang.
“Sistem tes yang kita pakai memang melalui tes urine,” ujar salah satu anggota tim medis yang bertugas, Hartono.
Polemik siswi hamil sebelum ujian nasional tahun 2012 berbuntut penyikapan dalam penerimaan siswa baru di kota Batu.Pasalnya, di beberapa sekolah, tes kehamilan menjadi syarat penerimaan siswa.Tes, calon siswa dikenakan biaya 75 ribu, sebab pelaksanaan tes dibantu oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Batu.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, (Harun-saat itu) pihaknya lebih sepakat jika tes bebas narkoba diterapkan daripada tes kehamilan. Sebab, tes urine dapat menjadi antisipasi terpaan narkoba di kalangan siswa. Sedangkan tes kehamilan tidak dapat diberlakukan pada semua orang.
Harun menambahkan, pihaknya tidak sepakat jika tes kehamilan diberlakukan pada semua calon siswi yang akan masuk ke sekolah yang bersangkutan. “Jangan semua di tes. Kami tidak memperkenankan. Apa memang semua hamil? ‘Kan’ tidak?” Ungkap dia,mengutip republika.
Saat itu di SMAN 1 Kota Batu, sebanyak 321 calon siswa baru mengikuti tes urine dan kehamilan. Bila hasil tes tersebut positif, maka calon siswa dipastikan akan dicoret dari sekolah. Menurut Kepala SMAN 1 Kota Batu, Suprantiyo (saat itu -red), tes yang dilaksanakan di sekolahnya merupakan upaya untuk pencegahan secara dini.Suprantiyo menambahkan, hasil tes akan menentukan nasib calon siswa di sekolah. (*)
*dari berbagai sumber