Aneka Pangan Lokal Nusantara

Serba-serbi92 Views

foto:singkong/ist

 

finews, Jakarta – Tak perlu diragukan kekayaan nusantara. Julukan negeri yang subur, Indonesia mempunyai berbagai jenis tanaman pangan yang dapat dikonsumsi.

Dibalik ketergantungan pada beras, pangan nusantara ini menyimpan potensi besar sebagai sumber karbohidrat bergizi, sehat, dan berdaya saing, sekaligus menjadi solusi diversifikasi konsumsi dan penguat ketahanan pangan

Pangan lokal adalah pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal merupakan produk pangan yang sudah lama diproduksi berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Beberapa jenis pangan lokal serta manfaatnya sebagai berikut:

Ketela Pohon (Singkong)

Makanan pokok nomor tiga setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Penyebaran tanaman ketela pohon meluas ke semua provinsi di Indonesia. Sentra produksi ubi kayu adalah Lampung, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan DI Yogyakarta. Ketela pohon pada umumnya tumbuh dan beradaptasi secara luas di Indonesia. Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi, bahkan dapat tumbuh di lahan yang kurang subur. Ketela pohon dapat digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung mocaf, tapioka, gaplek, dan sebagainya.

Garut (Arairut)

Tanaman penghasil umbi. Umbi tanaman ini digunakan untuk pembuatan makanan bayi, keripik dan bahkan dalam sejumlah penelitian tanaman Garut atau Arairut ini dapat dimanfaatkan sebagai makanan bagi anak-anak penderita kelainan pencernaan, down syndrome dan autism pengganti terigu dikarenakan kehalusan seratnya, dan tidak mengandung gluten. Tanaman ini relatif mudah tumbuhnya dan banyak dijumpai di pekarangan terutama di bawah pohon yang rindang

Sukun

Buah ini mungkin belum sepopuler buah yang banyak dipajang di pasar swalayan ataupun pasar tradisional. Namun, kandungan nutrisi dalam sukun jelas tak kalah saing.

Buah yang biasa diolah menjadi keripik ini merupakan sumber vitamin C, kalium, dan serat yang baik. Melansir dari Kementerian Kesehatan, sukun juga memiliki indeks glikemik yang rendah sehingga baik dikonsumsi oleh penderita diabetes.

Walangi

Memiliki nama latin Eryngium foetidum, walangi, walang sangit, atau daun culantro banyak dikenal sebagai tanaman herbal. Bukan tanpa alasan, pangan satu ini mengandung tinggi vitamin a dan c, serta kalsium.

Biasanya, walangi disantap sebagai lalapan. Namun di beberapa negara, daun ini digunakan juga sebagai rempah yang dapat meningkatkan cita rasa makanan.

Pisang Tanduk

Sudah tidak asing lagi jika makanan yang satu ini memiliki ini disukai oleh masyarakat Indonesia. Mulai dari pisang bakar, nugget pisang, pisang aroma, atau pun keripik pisang.

Namun di balik popularitasnya yang melejit, pisang tanduk menyimpan segudang manfaat bagi kesehatan. Pisang tanduk merupakan sumber prebiotik yang baik untuk kesehatan usus.

Randa Tampak

Di Indonesia, tanaman Randa Tampak mudah ditemui di perkebunan atau bahkan di pekarangan rumah. Biasanya, daun dandelion muda disantap sebagai lalapan dan daun yang sudah tuanya diolah menjadi tumis sayur.

Randa Tampak juga tinggi vitamin K yang memiliki peran penting dalam proses pembekuan darah. Tak tanggung-tanggung, 135 gram daun dandelion mampu memenuhi 482 persen kebutuhan vitamin K harian.

Akar Talas

Tanaman yang menghasilkan rasa taro fenomenal ini juga ternyata sangat kaya nutrisi, terutama di bagian akarnya. Sebab, akar talas mengandung tinggi serat dan karbohidrat kompleks yang baik untuk menjaga kesehatan pencernaan.

Akar talas dengan cara digoreng atau dijadikan keripik yang lezat. Sebagian masyarakat juga banyak mengolahnya menjadi jamu dan diracik sebagai obat.

Jagung

Salah satu tanaman yang terbilang mudah untuk dibudidayakan Tanaman ini mudah perawatannya dan cocok dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia. Di Indonesia, jagung dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai keperluan baik pangan maupun non pangan. Daerah sentra jagung antara lain Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Yogyakarta, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagai bahan pangan beberapa hasil olahan jagung meliputi: pati, tepung jagung, snack, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya.

Sagu

Tanaman penghasil pangan sumber karbohidrat yang paling produktif. Tabungan karbohidrat hutan sagu Indonesia diperkirakan mencapai 5 juta ton pati kering per tahun. Sagu umumnya tumbuh di lahan payau dan tergenang air sehingga pengembangannya sebagai sumber pangan alternatif tidak bersaing dengan tanaman pangan lainnya dalam pemanfaatan lahan.

Sagu banyak tumbuh dan menjadi salah satu sumber pangan bagi masyarakat di wilayah Papua, Maluku. Sulawesi Utara. Sulawesi Tenggara. Sulawesi Selatan. Kalimantan Tengah. Sulawesi Barat. Riau, Kepulauan Riau dan Aceh. Keunggulannya adalah terletak pada produktivitasnya yang tinggi, yakni dapat mencapai 25 ton pati kering per hektar per tahun. Dalam satu pohon tanaman sagu kandungan pati keringnya mampu mencapai 800 kg, dengan rata-rata per pohon 200-400 kg pati.

Luasan sagu yang dimiliki Indonesia merupakan luasan yang terbesar di dunia. sekitar 95 persen sagu dunia terdapat di Indonesia. Dari luasan tersebut 90 persen terdapat di Papua dan Papua Barat sebesar 5,2 juta ha apabila ditotal luas sagu yang ada di Indonesia sekitar 5,5 juta ha. Sagu dapat digunakan untuk membuat tepung, dengan kandungan gizi yang tidak kalah dari tepung tapioka maupun aci garut.

Kentang

Tanaman yang hidup dan berproduksi di daerah dataran tinggi. Hasil olahan tanaman kentang selain sebagai bahan pokok berupa umbi ialah sebagai bahan baku pembuat pati dan makanan olahan cepat saji. Penyebaran tanaman kentang di Indonesia meliputi daerah-daerah seperti Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, Sumatera Selatan, Sumatera Utara dan sebagainya.

Ubi Jalar

Komoditas sumber karbohidrat utama, setelah padi, jagung, dan ubi kayu, dan mempunyai peranan penting dalam penyediaan bahan pangan, bahan baku industri maupun pakan ternak. Dikonsumsi sebagai makanan tambahan atau sampingan, kecuali di Papua dan Maluku, digunakan sebagai makanan pokok. Di kawasan dataran tinggi Jayawijaya merupakan sumber utama karbohidrat dan memenuhi hampir 90 persen kebutuhan kalori penduduk. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *