SPAB Tumbuhkan Kesadaran dan Ketangguhan Bencana Para Santri

finews, Malang – Kesadaran dan ketangguhan menghadapi bencana harus terus dibangun secara simultan. Hal inilah yang dilakukan dalam kegiatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Ponpes An-Nur 3 Murah Banyu di Kecamatan Bululawang, Kabupaten Malang.

“Dengan adanya SPAB ini, ada kesadaran bersama di kalangan santri untuk tidak lari atau panik saat terjadi bencana, melainkan bergerak bersama menanggulangi secara gotong royong. Ini sesuai nilai-nilai kepesantrenan dan ajaran Islam,” ungkap Pengasuh Ponpes An-Nur 3 Murah Banyu KH. M. Umar Al Faruq.

Kegiatan SPAB ini diadakan pada Senin-Selasa, 11-12 November 2025 oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur dengan menggandeng Sekber Relawan Penanggulangan Bencana (SRPB) Jawa Timur. Tiga fasilitator SRPB Jatim bertugas dalam kegiatan ini. Mereka adalah Rachmad Subekti Kimiawan, Erfan Alif Pujiono, dan Vera Arida.

KH. M. Umar Al Faruq berharap agar kegiatan kebencanaan ini dapat menjadi langkah awal terbentuknya Tim Tangguh Bencana di lingkungan pesantren. Menurutnya, pembentukan Tim Tangguh Bencana bukan sekadar kegiatan teknis, tetapi juga merupakan bagian dari pelaksanaan ajaran agama, yakni menjaga keberlanjutan nyawa dan kehidupan.

“Menjaga keselamatan diri dan orang lain adalah perintah agama. Dalam Islam, yang paling mulia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi sesama,” ujarnya dalam sambutan pembukaan acara.

Para santri dan pengurus pesantren juga diajak untuk menyimak dengan seksama materi dari BPBD dan para fasilitator mengenai upaya pencegahan dan penanggulangan risiko kebakaran maupun bencana lainnya.

Sedangkan Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan (PK) BPBD Kabupaten Malang Seno Majid Wicaksono mengatakan, SPAB merupakan upaya dalam rangka mendukung upaya pengurangan risiko bencana (PRB). “Kegiatan ini menjadi wujud perubahan paradigma penanggulangan bencana, dari yang semula berfokus pada tanggap darurat, kini beralih ke pengurangan risiko berbasis mitigasi,” jelas Seno Majid.

Kegiatan ini diharapkan mampu menumbuhkan kesadaran bersama di kalangan santri untuk tidak lari atau panik saat terjadi bencana. Tapi bergerak bersama menanggulangi secara gotong royong sesuai nilai-nilai kepesantrenan dan ajaran Islam.

Selama dua hari pelatihan, peserta mendapatkan materi tentang Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), edukasi bencana dengan Mobil Edukasi Penanggulangan Bencana (Mosipena), serta penanganan bencana kebakaran. Dengan semangat kebersamaan dan nilai-nilai kepesantrenan, kegiatan ini diharapkan mampu membentuk santri yang siaga, tangguh, dan berjiwa gotong royong dalam menghadapi berbagai potensi bencana.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *