Gandum Pangan Alternatif Bisa Tumbuh di Indonesia

foto: ilustrasi gandum/alodokter

 

finews, – Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk oval dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian lembaga (germ).

Masyarakat prasejarah sudah mengenal sifat-sifat gandum dan tanaman biji-bijian lainnya sebagai sumber makanan. Berdasarkan penggalian arkeolog, diperkirakan gandum berasal dari daerah sekitar laut Merah dan laut Mediterania, yaitu daerah sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah Tiongkok menunjukkan bahwa budidaya gandum telah ada sejak 2700 SM

Jenis-Jenis Gandum

Meskipun bisa tumbuh di banyak iklim dan kondisi tanah, gandum paling gampang beradaptasi di daerah beriklim sedang dengan curah hujan sedang antara 30 sampai 90 cm per tahun.

Jenis-jenis gandum dapat dibedakan berdasarkan tekstur biji gandum (kernel), warna kulit biji (bran), musim tanam, sampai proses pengolahannya.

Secara umum, jenis-jenis gandum dapat dibedakan menjadi:

1. Hard wheat
Hard wheat adalah gandum yang memiliki tekstur keras dengan kandungan protein 11–15 persen dan tinggi gluten.

Gandum yang biasanya tumbuh di daerah beriklim kering ini biasanya digunakan untuk tepung terigu serbaguna atau bahan baku pembuatan roti.

2. Soft wheat
Soft wheat adalah gandum dengan tekstur lembut dengan kandungan protein 8–10% dan gluten lebih rendah dibandingkan hard wheat.

Jenis gandum ini ketika sudah diolah dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biskuit dan cake.

3. Durun
Durun adalah jenis gandum yang teksturnya paling keras dan diolah dari endosperma atau bagian terbesar dari biji gandum.

Kandungan gandum ini tinggi gluten. Biasanya durun digunakan untuk membuat aneka pasta seperti makaroni, spageti, fettucini, dan sebagainya.

4. Spelt
Spelt adalah jenis gandum yang memiliki kandungan protein lebih tinggi dibandingkan gandum lainnya.

Namun, gandum ini memiliki gluten tinggi. Sehingga susah ditoleransi orang yang susah mencerna gluten seperti penderita penyakit celiac.

5. Emmer
Emmer adalah gandum tinggi protein yang biasanya digunakan untuk bahan pembuatan masakan seperti pasta dan roti.

Jenis gandum ini memiliki kandungan antioksidan yang tinggi.

6. Einkorn
Einkorn adalah gandum tinggi protein yang memiliki kandungan antioksidan lutein paling tinggi di antara jenis gandum lainnya.

Gandum tradisional ini relatif mudah dicerna orang yang sensitif gluten. Gandum ini jamak diolah sebagai gandum utuh.

7. Kamut
Kamut adalah jenis gandum kuno yang awalnya banyak dibudidayakan di Mesir. Gandum ini banyak mengandung protein dan vitamin E.

Kamut biasanya diolah menjadi gandum utuh. Olahan gandum ini kerap dimasak menjadi casserole, salad, atau sup.

Dari sederet jenis-jenis gandum di atas, macam gandum yang paling umum adalah hard wheat, soft wheat, dan durun.

Sebagian besar gandum yang dipakai untuk bahan makanan membutuhkan pemrosesan atau pengolahan.

Tapi, ada juga gandum utuh (whole wheat) yang minim pemrosesan, sehingga kandungan gizinya lebih terjaga

Peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian, Karlina Syahruddin, M. Si., menjelaskan, saat ini sudah ada beberapa varietas gandum tropis yang cocok dikembangkan di Indonesia. Tahukah Anda, gandum pun mampu tumbuh subur di daerah tropis seperti Indonesia.

“Gandum dapat tumbuh di wilayah tropis seperti Indonesia, namun hanya jenis gandum spring yang dapat memberikan hasil panen yang cukup baik. Gandum dapat berkembang sangat baik di daerah dengan suhu yang rendah untuk merangsang pembungaan, biasanya kriteria wilayah seperti ini berada di dataran tinggi dengan elevasi ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut,”mengutip pertanianku.com.(*)

* dari berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *