foto : nur indah, bukti perempuan pejuang keadilan
finews, Tulungagung – Perjuangan hidup bukan tentang menaklukkan orang lain, tapi mengalahkan diri sendiri. Prinsip sederhana namun tajam itu dipegang teguh oleh Nur Indah, SH.,MH perempuan asal Kabupaten Tulungagung yang dikenal sebagai advokat sekaligus pesilat tangguh.
Bagi Nur Indah, pencak silat bukan sekadar bela diri, tapi ajaran hidup. Mengasah kesabaran, mengendalikan emosi, dan melatih ketajaman intuisi. Di ruang sidang, filosofi itu berubah menjadi ketegasan membela keadilan tanpa kompromi.
“Tidak ada pertarungan lebih berat daripada melawan ego sendiri. Kalau diri tidak terkendali, bagaimana bisa bicara tentang keadilan?” ucapnya ,saat di temui di ruang kerja, Jumat (18/7/2025).
Nur Indah dikenal vokal membela hak-hak masyarakat kecil. Ia menolak pandangan bahwa hukum hanya milik segelintir orang berduit. Baginya, hukum harus berpihak kepada siapa saja yang dirampas haknya, tanpa diskriminasi.
Namun tantangan datang bukan hanya dari ruang sidang, tetapi dari budaya patriarki yang masih mengikat perempuan. “Perempuan sering diberi izin untuk maju, tapi dengan syarat yang tidak pernah diminta pada laki-laki. Ini jebakan manis yang harus dilawan,” ujarnya lugas.
Di balik toga advokat dan seragam pesilat, Nur Indah membawa semangat perlawanan: perempuan tidak dilahirkan untuk tunduk, tetapi untuk berjuang merebut ruangnya sendiri.
Dunia hukum kerap membawanya pada dilema, menghadapi perkara-perkara penuh tekanan. Tapi ia tak pernah gentar. “Saya tidak mau menjadi pelengkap sidang. Saya berdiri untuk menegakkan keadilan, meski harus berhadapan dengan arus besar,” tandasnya.
Bagi Nur Indah, profesi pengacara bukan soal gengsi, tapi perjuangan. Dan dalam perjuangan itu, satu pesan ia titipkan: perempuan boleh lembut, tapi juga harus berani keras saat menegakkan kebenaran, “Jika kami diam, ketidakadilan akan menang,” tutupnya. (lukman)
#suaramuda.com
