foto: novita hardini (ketiga dari kiri) di Magetan, jumat (12/12/2025)
finews,Magetan – Anggota Komisi VII DPR RI Novita Hardini mengatakan peran strategis subsektor kriya sebagai kekuatan ekonomi kreatif Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam workshop pengembangan kriya kabupaten Magetan sebagai momentum peningkatan keterampilan pelaku kerajinan lokal.
Novita menilai, pertumbuhan kriya mencerminkan kekayaan budaya bangsa sekaligus bernilai ekonomi tinggi bila dikelola profesional. Pengelolaan tersebut mencakup desain, proses produksi, penguatan merek, hingga penerapan strategi pemasaran modern berkelanjutan.
“Jika dikelola dengan desain dan pemasaran yang tepat, kriya mampu menjadi kekuatan ekonomi yang besar. Workshop ini menjadi ruang penting untuk membekali para perajin Magetan agar hasil karyanya mampu bersaing di pasar lokal, nasional, bahkan global,” ujarnya dalam workshop pengembangan kriya Kabupaten Magetan, di Magetan, Jumat (12/12).
Ia mengapresiasi Kementerian Ekonomi Kreatif atau Badan Ekonomi Kreatif RI atas dukungan pelaksanaan workshop tersebut. Menurutnya, kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dinilai sebagai wujud komitmen memajukan ekonomi kreatif di tingkat lokal.
“Dukungan Kemenparekraf adalah bukti nyata bahwa pengembangan ekonomi kreatif harus dilakukan bersama. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut dan membawa dampak nyata bagi ekonomi Magetan,” ucapnya
Kolaborasi ini terus berlanjut dan membawa dampak nyata bagi ekonomi Magetan,” ucapnya.
Novita menjelaskan, subsektor kriya merupakan bagian penting ekonomi kreatif yang berperan sebagai motor pertumbuhan nasional. Pada tahun 2025 sektor ekonomi kreatif menyerap sekitar 27,4 juta tenaga kerja nasional.
“Data ini membuktikan bahwa kriya bukan sekadar warisan budaya, melainkan komoditas ekonomi strategis. Magetan punya potensi besar, dan kini tugas kita adalah memastikan para pelakunya mendapatkan akses ilmu, pendampingan, dan kesempatan pasar yang lebih luas,” katanya.
Melalui workshop tersebut Novita berharap, kriya Magetan berkembang menjadi produk unggulan daerah berkelanjutan. Pengembangan tersebut diharapkan meningkatkan.(*)
