Sejarah Sumpah Pemuda

finews, Tulungagung – Pada awal abad ke-20, wilayah Indonesia masih berada di bawah kekuasaan kolonial Belanda. Saat itu, perjuangan melawan penjajahan masih bersifat kedaerahan dan belum bersatu. Namun, munculnya organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo (1908), Sarekat Islam (1911), dan berbagai perkumpulan pelajar, mulai menumbuhkan semangat persatuan dan kesadaran kebangsaan di kalangan pemuda Indonesia.

Para pemuda yang berasal dari berbagai daerah dan suku mulai menyadari bahwa perjuangan melawan penjajahan tidak akan berhasil tanpa persatuan seluruh bangsa Indonesia.

Kongres Pemuda I (1926)

Kongres Pemuda pertama diadakan di Jakarta pada 30 April – 2 Mei 1926.
Kongres ini diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) dan dihadiri oleh berbagai organisasi pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatera, Jong Ambon, dan lain-lain.

Tujuannya adalah untuk mempererat hubungan antarorganisasi pemuda dan menumbuhkan semangat kebangsaan.
Namun, hasil kongres pertama ini belum menghasilkan keputusan yang konkret, hanya sebatas menekankan pentingnya persatuan pemuda Indonesia.

Kongres Pemuda II (1928)

Dua tahun kemudian, Kongres Pemuda II kembali diadakan di Jakarta pada 27–28 Oktober 1928, juga dipelopori oleh PPPI.
Kongres ini berlangsung di tiga tempat berbeda:

1. 27 Oktober 1928 (siang) – Gedung Katholieke Jongelingen Bond (Jl. Lapangan Banteng).
2. 27 Oktober 1928 (malam) – Gedung Oost-Java Bioscoop.
3. 28 Oktober 1928 (siang) – Gedung Indonesische Clubhuis Kramat (Jl. Kramat Raya 106).

Kongres ini dihadiri oleh para tokoh muda seperti: Soegondo Djojopuspito (ketua panitia), Mohammad Yamin, W.R. Supratman, Djoko Marsaid, Sarmidi Mangunsarkoro dan lain-lain.

Dalam kongres ini, Mohammad Yamin menyampaikan pidato tentang pentingnya bahasa, tanah air, dan bangsa yang satu.
Selain itu, W.R. Supratman juga memperdengarkan untuk pertama kalinya lagu “Indonesia Raya” menggunakan biola, yang kemudian menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

Isi Sumpah Pemuda

Puncak kongres terjadi pada 28 Oktober 1928, ketika para peserta mengucapkan keputusan bersejarah yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda, berbunyi:

Sumpah Pemuda

Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Makna dan Dampak Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda menjadi tonggak utama dalam sejarah pergerakan nasional Indonesia, karena untuk pertama kalinya para pemuda menyatakan diri sebagai satu bangsa, satu tanah air, dan satu bahasa.

Sumpah ini menumbuhkan semangat nasionalisme dan persatuan yang kemudian menjadi dasar perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945.

Peringatan Sumpah Pemuda

Hingga kini, setiap tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda di seluruh Indonesia, untuk mengenang semangat persatuan dan perjuangan para pemuda dalam membangun bangsa. (lukman)

*dari berbagai sumber

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *