Thailand Menjadi Negara Pemisah Wilayah Kekuasaan Inggris dan Perancis

Dunia Sana52 Views

foto : patung gajah putih thailand

‎finews, – Thailand dahulu dikenal sebagai Siam dan merupakan negara penyangga atau buffer state di kawasan Asia Tenggara. Sebagai negara pemisah, Thailand berada di antara wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Inggris (mulai dari Myanmar hingga Malaysia) dan Prancis (termasuk Vietnam, Laos, dan Kamboja).

‎Kesadaran akan posisinya yang strategis ini membawa Raja Chulalongkorn untuk mengadopsi kebijakan diplomasi yang menguntungkan Thailand. Dia melakukan pendekatan dengan Inggris dan Prancis, mengikuti kebiasaan Eropa untuk melindungi negara-negara tersebut.

‎Perjanjian yang ditandatangani pada tahun 1986 menjadi tonggak penting dalam menjaga kedaulatan Thailand. Melalui perjanjian ini, Thailand diputuskan untuk menjadi negara pemisah yang diakui oleh kedua kekuatan kolonial tersebut. Hal ini memberikan Thailand kebebasan untuk mengatur kebijakan dalam batas-batas tertentu dan menghindari penjajahan langsung.

‎Ini menjadi alasan mengapa negara ASEAN yang tidak pernah dijajah adalah Thailand. Diplomasi yang cerdas dan memahami dinamika politik internasional menjadi kunci dalam menjaga kemerdekaan dan kedaulatan Thailand.

Adopsi Kebiasaan Eropa

‎Thailand mengadopsi beberapa aspek kebiasaan Eropa, seperti pengajaran bahasa Inggris kepada anggota keluarga kerajaan, sehingga memfasilitasi komunikasi dengan diplomat asing dan memperluas jaringan hubungan internasional.

Selain itu, ilmu pengetahuan modern seperti geografi dan astronomi diajarkan kepada generasi muda melalui sistem pendidikan, memungkinkan Thailand untuk terus berkembang dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dalam hal pertahanan, Raja Chulalongkorn bekerja sama dengan tentara dari negara-negara Barat untuk melatih pasukan Thailand, meningkatkan kemampuan militer negara tanpa harus tergantung sepenuhnya pada kekuatan asing.

‎Dari segi politik, Raja Chulalongkorn juga belajar dari sistem politik Eropa dan menginisiasi proyek pembuatan peta yang akurat, dengan tujuan untuk mencegah konflik perbatasan dan klaim wilayah yang dapat memicu ketegangan dengan negara tetangga.

Selain itu, Thailand juga mengadopsi gaya arsitektur Eropa dalam pembangunan bangunan-bangunan penting dan mengubah gaya berpakaian agar terlihat modern dan tidak terbelakang, sebagai upaya untuk mendapatkan pengakuan dari bangsa Barat dan membangun citra Thailand sebagai negara maju.

Perjanjian Browing

‎Pada tahun 1854, Gubernur Hong Kong John Browing melakukan kesepakatan dengan Thailand yang menghapus monopoli pajak perdagangan luar negeri. Meskipun perjanjian ini lebih menguntungkan bagi Inggris daripada Thailand, namun Raja Thailand pada saat itu melihatnya sebagai langkah strategis untuk menghindari penjajahan langsung.

Salah satu dampak positif dari Perjanjian Browing adalah penghapusan pajak dan bea impor, yang membuat Thailand dapat terhubung dengan sistem ekonomi global. Hal ini membuka peluang bagi Thailand untuk mengekspor hasil-hasil pertanian dan pertambangannya, seperti beras, timah, dan kayu jati, ke pasar internasional tanpa hambatan yang berlebihan.

Dengan adanya akses ke pasar internasional dan keuntungan ekonomi yang dihasilkan dari ekspor, Thailand mampu mempertahankan kemandirian ekonominya serta meningkatkan daya tahan terhadap tekanan politik dan ekonomi dari negara-negara kolonial.

Partisipasi Pada Perang Dunia 1

Pertama-tama, pada tahun 1917, Thailand membuat keputusan penting untuk ikut serta dalam Perang Dunia I melawan Jerman dan Austria-Hongaria. Langkah ini membawa Thailand mendapatkan dukungan dan hubungan yang lebih baik dengan Inggris dan Prancis, yang merupakan kekuatan utama dalam perang tersebut. Dukungan ini memberikan Thailand perlindungan dan mengurangi potensi ancaman penjajahan dari kekuatan Eropa yang lebih besar.

Thailand Minim Hasil Bumi

‎Kondisi geografis dan sumber daya alam juga memainkan peran penting kenapa negara ASEAN yang tidak pernah dijajah adalah Thailand. Thailand memiliki tanah yang relatif tidak subur dibandingkan dengan negara-negara tetangganya di Asia Tenggara.

Meskipun hal ini membuatnya kurang menarik bagi negara-negara Eropa untuk dijajah secara langsung, namun kekayaan alam yang dimiliki Thailand, seperti tambang timah dan hasil pertanian, memungkinkan Thailand untuk mempertahankan kemandiriannya secara ekonomi.(lukman)

‎#liputan6

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *