foto : Fariz rm era 70an
“Senada cinta bersemi di antara kita…” cuplikan sederet kalimat lagu dalam berjudul “Sakura Dalam Pelukan” yang pernah mengalami rilis beberapa kali dan dinyanyikan oleh artis cantik Rossa.
finews, – Siapa yang tidak tahu potongan lirik lagu diatas? Saya rasa semua tahu lirik lagu tersebut, setidaknya lewat versi baru dari lagu ini yang dinyanyikan oleh Rossa di era 2000-an.
Lagu ini berjudul Sakura. Merupakan soundtrack daripada film “Sakura Dalam Pelukan” yang dirilis pada tahun 1979. Dalam film tersebut, lagu ini dinyanyikan oleh penyanyi wanita bernama Grace Simon. Setahun kemudian, lagu ini dinyanyikan ulang oleh penciptanya, Fariz Rustam Munaf, atau lebih dikenal dengan nama Fariz RM. Kelak, lagu ini lebih dikenal khalayak lewat suara Fariz dan langsung meledak di industri permusikan Indonesia serta terkenang hingga detik ini.
Lagu Sakura secara resmi dirilis pada tahun 1980 dan terdapat pada album kedua Fariz RM yang berjudul “Sakura”. Secara lirik, lagu ini menceritakan tentang tema utama dari film “Sakura Dalam Pelukan” tersebut. Yakni, tentang kisah cinta pada orang yang salah. Sedari awal bertemu hingga tumbuhnya benih-benih cinta, sang lelaki merasa lengkap dengan hadirnya wanita ini. Sampai satu waktu, ia sadar bahwa ternyata ia jatuh cinta pada wanita yang salah. Namun apa daya, “Terlambat untuk berdusta, terlambatlah sudah. Menipu sanubari tak semudah ku sangka..”. Cinta kepada wanita yang sudah terlanjur terjalin sedari dini itu pun tidak bisa dielak.

Bentuk penulisan liriknya sangat unik. Tutur kalimatnya sangat tidak biasa apabila dibandingkan dengan lagu-lagu lain yang dirilis pada masa itu. Keunikan inilah yang kemudian mengundang niat saya untuk mengulas lirik lagu ini.
Dimulai dari bait pertama, yaitu “ Senada cinta bersemi diantara kita // Menyandang anggunnya peranan jiwa asmara // Terlanjur untuk terhenti di jalan yang telah tertempuh semenjak dini // Sehidup semati “.
Bait pertama alias pembuka di lagu ini menceritakan sinopsis daripada lagu ini sendiri. Atau bisa diibaratkan sebagai sebuah abstraksi dalam struktur karya sastra. “ Senada cinta bersemi diantara kita // Menyandang anggunnya peranan jiwa asmara // “ kurang lebih menggambarkan suasana ketika dua manusia dilanda gelora asmara. Di antara dua manusia ini mengalun sebuah senyawa cinta. Yang rasanya terasa anggun di dalam jiwa. Lalu di kalimat selanjutnya, yaitu “ Terlanjur untuk terhenti di jalan yang telah tertempuh semenjak dini // Sehidup semati “ menceritakan akhir kisah dari percintaan mereka. Kisah cinta dua manusia ini terlanjur berhenti begitu saja. Padahal mereka telah menjalin hubungan ini sejak dini, sejak awal bertemu, dan sejak mereka berkomitmen untuk senantiasa bersama sehidup semati.
Kesimpulan dari bait pertama dari lagu ini adalah menggambarkan inti dari lagu ini. Atau sebagai sebuah abstraksi dalam karya sastra.
Selanjutnya menuju ke bait kedua, yaitu “ Kian lama kian pasrah kurasakan jua // Janji yang terucap tak mungkin terhapus saja // Walau rintangan berjuta walau cobaan memaksa diriku terjerat // Dipeluk asmara “.
Bait kedua ini menggambarkan perasaan si lelaki yang merasa runtuh hatinya ketika hubungannya ini terhenti begitu saja. Semakin lama seiring berjalannya waktu, lelaki ini memang merasakan ada sesuatu yang berbeda. Ada sesuatu yang mengganjal apabila terus menjalin hubungan dengan wanita ini. Namun janji atau komitmen yang sedari awal telah dibangun tidak mungkin begitu saja dilupakan. Lelaki ini pun tetap pasrah menghadapi segala aral rintangan. Walaupun banyak rintangan, cobaan, serta beban dalam menjalani hubungannya, tetapi lelaki ini sudah merasa seperti jatuh ke dalam pelukan asmara.
Selanjutnya, bait ketiga lagu ini, yaitu “ Bersama dirimu terbebas dari nestapa // Dalam wangi bunga cita cinta nan bahagia // Walau rintangan berjuta walau cobaan memaksa diriku terbuai // Dibatas asmara “.
Bait ketiga lagu ini menggambarkan perasaan sang lelaki yang merasa bahwa beruntung sekali memiliki wanita sepertinya. Ia merasakan sesuatu yang indah. Seakan-akan ia terlupa dengan segala nestapa dalam kehidupannya. Nama wanita tersebut pun begitu harum mewangi di dalam hidupnya. Walaupun banyak halangan datang kepada lelaki tersebut, namun wanita tersebut tetaplah wangi di dalam hidup lelaki tersebut.
Di dalam lagunya, setelah bait ketiga ini, nyanyian diulang kembali ke bait kedua. Ini menggambarkan sekaligus menegaskan bahwa lelaki ini sekali lagi sangat runtuh menghadapi kenyataan ini. Ya, si lelaki merasa beruntung. Namun, apa daya, cinta ini harus kandas walaupun sudah ada janji-janji yang terucap.
Terakhir, masuk ke bagian utama lagu atau bagian reff, yaitu ” Terlambat untuk berdusta terlambatlah sudah // Menipu sanubari tak semudah kusangka // Yakin akan cintamu yakinkan segalanya // Perlahan dan pasti daku kan melangkah menuju damai jiwa “.
Bagian reff dari lagu ini menggambarkan kesimpulan akhir daripada perasaan si lelaki ini. Terlambat. Terlambat untuk berdusta. Lelaki ini merasa bahwa ia terlambat apabila memutuskan untuk mengakhiri hubungan ini. Ia sangat cinta pada wanita ini. Ia tak mungkin munafik pada hatinya. Menipu sanubari memang tak mudah. Kita tidak bisa bohong pada hati kita. Begitu juga lelaki ini, ia merasa sudah terlambat apabila ingin meninggalkan wanita ini, karena rasa cintanya sudah terlalu besar. Pada akhirnya “ Yakin akan cintamu yakinkan segalanya // Perlahan dan pasti daku kan melangkah menuju damai jiwa “. Lelaki ini yakin dan mantap akan pilihan hatinya, yaitu tetap bersama wanita ini. Ia merasa bahwa yakin akan cintanya kepada wanita ini akan membawa hidupnya lebih baik lagi. Akan meyakinkan segalanya. Walaupun banyak rintangannya, ia merasa bahwa dengan langkah yang perlahan dan pasti, ia pasti mencapai kedamaian jiwa yang diinginkannya.(lukman)
#worldpress.com








