Penelitian Terbaru: Kura-Kura Miliki Perasaan Seperti Manusia

Unik12 Views

foto : kura kura merah /getty images

 

finews, Jakarta – Kura-kura bisa merasakan emosi yang dialami manusia, seperti optimisme dan kebahagiaan, menurut sebuah studi dari Univesity of Lincoln.

Sejumlah tes menunjukkan kura-kura kaki merah mengalami suasana hati dalam jangka panjang. Hal ini juga dialami mamalia dan burung.

Kesimpulan baru ini bisa membantu mencari cara terbaik untuk merawat hewan di penangkaran, kata juru bicara Univesity of Lincoln.

Profesor Oliver Burnman, pakar perilaku dan kesejahteraan hewan, mengatakan hasil studi ini “mewakili perubahan signifikan dalam memahami tentang apa yang dialami reptil.”

Kura-kura ini memiliki kaki bersisik gelap dengan bercak-bercak merah cerah dan cangkang berbentuk kubah gelap. Kepalanya dihiasi bercak-bercak sisik yang lebih terang di sekitar mulut dan matanya.

Sebuah tim peneliti mempelajari 15 kura-kura kaki merah, yang dalam bahasa latin disebut chelonoidis carbonaria. Mereka menggunakan tes bias kognitif, yang umum digunakan pada mamalia dan burung.

Tes tersebut dilakukan untuk menilai bagaimana kura-kura kaki merah bereaksi terhadap situasi ambigu. Pengujian itu juga menganalisis perasaan kura-kura kaki.

Hasilnya, para periset menemukan bahwa kura-kura yang hidup di lingkungan kaya sumber makanan kelihatan lebih optimis dan positif.

Kura-kura ditempatkan di lingkungan yang baru dan kemudian terpapar oleh objek baru.

Dalam uji bias kognitif itu, kura-kura yang tampak mengambil keputusan secara optimis memiliki perilaku cemas yang lebih sedikit.

Juru bicara University of Lincoln mengatakan riset ini menjadi bukti pertama yang paling jelas, bahwa hewan bisa mengalami suasana hati dalam jangka panjang.

Undang-Undang Kesejahteraan Hewan yang disahkan di Kerajaan Bersatu (United Kingdom/UK) pada tahun 2022 menyatakan, hewan mempunyai kemampuan untuk merasakan sesuatu, yang membentuk bagaimana hukum melindungi mereka.

“Perhatian terhadap kesejahteraan hewan bergantung pada bukti bahwa spesies tertentu memiliki kemampuan untuk mengalami kondisi afektif,” kata Profesor Anna Wilkinson, pakar kognisi hewan di University of Lincoln.

“Ketika reptil semakin sering dijadikan hewan peliharaan, penting bagi kita untuk mempelajari suasana hati dan emosi mereka dalam rangka mencoba memahami bagaimana penangkaran dapat memengaruhi mereka,” ujar Anna. (*)

*bbcindonesia

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *