foto : singkong asal tulangbawang,lampung/ist
finews,Lampung – Kementerian Pertanian menetapkan harga singkong di Lampung minimal sebesar 1.350 dengan potongan atau rafaksi maksimal 15 berlaku sejak 31 Januari 2024.
Namun, perusahaan Tapioka memilih tutup daripada menerapkan keputusan tersebut. Pabrik masih tutup hingga bulan Ramadan, dan jelang Lebaran 2025.
Kondisi ini membawa duka bagi petani di Lampung yang mata pencariannya mengandalkan penjualan singkong.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menyampaikan telah berkomunikasi dengan pemerintah pusat mengenai persoalan ini.
“Masalah Singkong di Lampung sudah menjadi wewenang pusat, persoalan yang ada. Pabrik merasa rugi dengan ketetapan harga yang disepakati, sedangkan petani harus menjual hasil panennya,” kata Mirza, Kamis (6/3)
“Saya telah eskalasikan bersama kementerian Pertanian dan pemerintah pusat agar segera mencari solusi dari masalah ini, para petani mohon bersabar,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Komisi ll DPRD Lampung, Ahmad Basuki menyampaikan, pihaknya mengusulkan perpanjangan Pansus Tataniaga Singkong hingga 15 Maret 2025.
“Karena persoalan singkong di Lampung belum sepenuhnya selesai, kami dari komisi ll juga berharap pemerintah pusat segera turun membantu mengurai persoalan ini,” kata Ahmad Basuki.
Menurut Ahmad Basuki, diperpanjangnya Pansus Tata Niaga Singkong diharapkan dapat menjadi solusi terkait harga, regulasi dan aturan lainnya.
“Kita ingin hasil pansus ini benar-benar aplikatif sehingga pabrik tetap untung dan petani sejahtera,” pungkasnya.
Tunda Panen
Petani singkong di Tulang Bawang tunda panen lantaran sejumlah pabrik tapioka menutup operasionalnya seusai didemo beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, ribuan petani singkong yang tergabung di wilayah Kabupaten Tulangbawang, Tulang Bawang Barat dan Mesuji, melakukan aksi demonstrasi di 3 perusahaan pada Kamis (23/1).
Adapun tuntutan para petani singkong tersebut yakni perusahaan menaati harga singkong sesuai kesepakatan.
Penutupan sejumlah pabrik tapioka di Tulang Bawang berlangsung mulai 24 Januari 2025 hingga waktu yang ditentukan kemudian.
Dari informasi yang didapat, sejumlah pabrik tapioka di Tulang Bawang umumkan penutupan operasional.
Seperti halnya yang dilakukan oleh pabrik tapioka PT BSSW di Tulang Bawang yang mengeluarkan pemberitahuan penutupan operasional pabrik sejak 24 Januari 2025.
Isinya, berupa pemberitahuan instruksi dari management mulai Jumat, 24 Januari 2025 tidak beli singkong atau tutup dan untuk buka timbang kembali menunggu instruksi dari management pusat.
Seorang petani singkong di Tulang Bawang, Jarkoni, membenarkan jika sejumlah pabrik tapioka di Tulang Bawang tutup.
“Ya tutup semua pabrik singkong, jadi buat petani jangan cabut singkong sekarang,” ujarnya.
Menurut Jarkoni, dampak dari penutupan pabrik tapioka itu membuat lapak singkong juga enggan menerima panenan singkong petani.
Pasalnya kata dia, pemilik lapak juga saat ini juga kesulitan untuk menjual komoditas singkong ke pabrik. (ipung*)
* dari berbagai sumber