foto :Mahasiswa UMY menggelar doa bersama di kampus untuk kawannya, Redho Tri Agustian (20) yang diduga menjadi korban mutilasi, Senin (17/7/2023)/ Pradito Rida Pertana/detikJateng
finews, Yogyakarta – Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Redho Tri Agustian (20) ternyata tengah melakukan penelitian menyangkut soal LGBTsebelum dia dibunuh dan dimutilasi.
Hal tersebut diungkap oleh Wakil Rektor V Bidang Kerjasama dan Internasional UMY Prof. Achmad Nurmandi.
Dia menyebut Redho merupakan penerima hibah penelitian dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbudristek RI tahun 2023.
“Jadi memang sedang meneliti, namanya meneliti kan orang harus mencari informasi. Mungkin masuk toh, apalagi kelompok kayak gitu itu kan,” kata Nurmandi dilansir dari detikJogja, Kamis (27/7).
Adapun Redho memilih melakukan penelitian mengenai kelompok LGBT di Jogja. Nurmandi mengaku tidak tahu penyebab Redho tertarik melakukan penelitian soal itu.
Nurmandi menduga Redho masuk ke komunitas LGBT untuk bisa melengkapi bahan penelitiannya. Dia juga menduga kuat bahwa kedua pelaku mutilasi itu adalah responden penelitian yang dilakukan Redho.
Penelitian yang dilakukan Redho ini pada akhirnya memunculkan isu bahwa Redho mengikuti kelompok yang menyimpang. Menurut Nurmandi, isu itu muncul hanya berdasarkan pengakuan para pelaku.
Pihaknya sendiri merasa yakin bahwa mahasiswanya itu tidak masuk dalam kelompok tersebut. Dia beralasan kebanyakan dari LGBT berpasangan dengan yang memiliki pekerjaan atau menggeluti bidang yang sama.
“Kalau misalnya ya, itu LGBT kan tidak mungkin, tidak sejajar kok, kan itu kan pengangguran semua pelakunya,” ujarnya.
“Kan tidak wajar toh, LGBT kan sejajar, mahasiswa sama mahasiswa, wartawan sama wartawan, gitu,” katanya(*)