Harga Minyak Naik Hampir 2 persen, Didorong Lonjakan Permintaan

Dunia Sana61 Views

foto : antara/ shutterstock

 

finews, Jakarta – Harga minyak dunia menguat hampir 2 persen pada perdagangan Senin (7/7). Kenaikan itu didorong oleh sinyal kuatnya permintaan bahan bakar, yang mampu mengimbangi kekhawatiran pasar atas keputusan OPEC menaikkan produksi lebih tinggi dari perkiraan serta ketidakpastian baru terkait tarif AS.

Dikutip dari Reuters, harga minyak Brent ditutup naik US$ 1,28 (1,9 persen) ke level US$ 69,58 per barel. Sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) menguat US$ 0,93 (1,4 persen) ke US$ 67,93. Sebelumnya, harga minyak Brent sempat turun ke US$ 67,22 dan WTI menyentuh level terendah harian di US$ 65,4.

“Pasokan memang meningkat, tapi permintaan juga tetap kuat dan melampaui ekspektasi,” ujar Wakil Presiden Senior BOK Financial Dennis Kissler.

Data industri perjalanan menunjukkan rekor jumlah warga AS yang melakukan perjalanan darat dan udara saat libur Fourth of July, memperkuat sentimen kenaikan permintaan BBM.

Di sisi pasokan, OPEC+ pada Sabtu lalu menyepakati kenaikan produksi sebesar 548 ribu barel per hari (bph) untuk bulan Agustus, lebih tinggi dibandingkan kenaikan 411 ribu bph dalam tiga bulan sebelumnya. Namun menurut analis, peningkatan produksi yang benar-benar terjadi masih terbatas dan sebagian besar berasal dari Arab Saudi.

Sebagai bukti kepercayaan terhadap permintaan Asia, Saudi juga menaikkan harga jual minyak Arab Light untuk pengiriman Agustus ke level tertinggi empat bulan.

Pasar juga sempat tertekan oleh kabar soal penundaan tarif AS, meski belum ada kejelasan soal besarannya. Investor khawatir bahwa tarif lebih tinggi bisa menekan aktivitas ekonomi dan permintaan minyak global.

Kebijakan Dagang AS

Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengatakan, pemerintah akan mengumumkan beberapa kebijakan dagang dalam 48 jam ke depan, sementara sejumlah negara disebut masih berupaya mengajukan kesepakatan menjelang tenggat 9 Juli.

“Meski arah kebijakan dagang AS belum final, sinyal penundaan tarif membantu meredakan kekhawatiran permintaan sejak April,” ujar Managing Director Makai Marine Advisors Jeffrey McGee.

Sementara itu, milisi Houthi di Yaman mengklaim telah menenggelamkan kapal kargo di Laut Merah, menggunakan roket dan perahu kendali jarak jauh bermuatan bahan peledak. Ini merupakan serangan laut pertama mereka tahun ini.

Di Washington, PM Israel Benjamin Netanyahu dijadwalkan bertemu dengan Presiden Donald Trump terkait upaya mediasi gencatan senjata di Gaza, termasuk pembebasan sandera. Di sisi lain, Presiden Iran Masoud Pezeshkian menyatakan bahwa dialog dengan AS masih mungkin, meski kepercayaan jadi isu utama pasca serangan AS dan Israel ke negaranya.(*)

*investor.id
editor: indah handayani

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *