Trenggono,Sultan Terbesar Dalam Sejarah Jawa

Tokoh12 Views

foto: istimewa

finews,-Tome Pires dalam bukunya Suma Oriental (1512-1515) mengejek Demak sebagai negara gagal. Negara bangkrut dan dapat dipastikan akan musnah karena sudah tidak berkuasa lagi di Nusantara akibat angkatan lautnya dihabisi Portugis.

Antara tahun 1512 hingga 1515, Demak diperintah oleh Sultan Fatah yang sudah sakit-sakitan, Sultan juga melimpahkan permeintahan kepada putranya Muhamad Yunus yang kala itu menjadi Adipati di Jepara, dimana umur sang pangeran masih sangat muda (24-26 Tahun). Sultan Fatah akhirnya wafat pada 1518 dan digantikan putranya itu.

Ada kecenderungan, bahwa gagalnya Demak dalam melakukan serangan ke Portugis di Malaka karena Adipati Yunus ini terlalu gegabah, maklum masih muda sehingga pertimbangganya kurang matang. Dari itulah beberapa kali penyerbuan pasukan Demak dapat mudah dihabisi Portugis, padahal serbuan yang dilakukan Demak ke Malaka itu sebetulnya membuat gentar Portugis, mengingat kapal-kapal Jung yang digunakan Demak lebih kuat dan besar dari Portugis, lagipula Demak juga dilengkapi meriam-meriam yang juga mutakhir di zamannya.

Pada tahun 1521, Raden Trenggono adik Kandung Sultan Yunus naik tahta, menggantikan kedudukan kakaknya yang telah wafat. Pada masa Raden Trenggono inilah ramalan kebangkrutan Demak yang telah dituliskan Pires, orang Portugis itu gagal total, sebab dimasanya jangkauan kekuasaan Demak menggila. Demak berhasil membangkitkan kerajaannya lagi bahkan mampu mengusir Portugis di Sunda Kalapa dan kemudian menduduki Sunda Kalapa dan Banten.

Tidak hanya jaya di Jawa, Sultan Trenggono juga mempertahankan dominasi Demak di Sumatra dan Kalimantan. Pendek kata bahwa Sultan Trenggono adalah Sultan terbesar dalam sejarah Demak.

Lantas siapa sebetulnya Sultan Trenggono itu ? dan kemudian mengapa ia dinamakan Trenggono ?

Menurut Naskah Pustaka Negara Kertabhumi karya Pangeran Wangsakerta Cirebon, bahwa ;

Raden Trenggono itu nama aslinya/kecilnya adalah “Ahmad” Sementara oleh gurunya ia juga dinamai Abdul A’rifin. Adapun mengenai munculnya nama Trenggono (Trengganu) adalah berkaitan dengan kunjungan Raden Fatah dan Istrinya ke Hujung Medani (Malaya) dimana ketika Istri Raden Fatah sedang berkunjung ke kediaman Sultan Trengganu, ia menyadari bahwa dirinya sedang mengandung seorang anak, maka kemudian ketika lahir selain dinamakan Ahmad, anak yang lahir itu diberi nama Raden Trenggono (ejaan Jawa untuk Trengganu). Maksudnya anak yang kehamilannya diketahui setelah Ibunya berada di Trengganu.(nanak dp,- anggota dewan ahli finews)

 

*sejarah cirebon

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *