foto: istimewa
finews – Belakangan ramai perbincangan membahas sebuah penemuan baru oleh Aryanto Misel. Sebab, ia berhasil membuat sebuah alat yang bisa mengkonversi air menjadi hidrogen, sehingga bisa digunakan sebagai bahan bakar untuk kendaraan bermotor.
Aryanto menciptakan sebuah alat bernama Nikuba, yang merupakan akronim dari Niku Banyu atau berarti air. Alat ini berfungsi memisahkan antara hidrogen (H2) dan oksigen (O2) yang terkandung dalam air (H2O) lewat proses elektrolisis.
Jadi, hidrogen yang telah dihasilkan kemudian dialirkan ke ruang pembakaran kendaraan bermotor sebagai bahan bakar. Sementara itu, oksigen akan kembali dielektrolisis menjadi hidrogen dan dialirkan lagi ke ruang pembakaran kendaraan bermotor.
Yang bikin heboh, Nikuba mendapat atensi dari salah satu pabrikan otomotif di Eropa.
Dalam keterangan resminya, TNI Angkatan Darat mengatakan jika Nikuba mendapat kesempatan untuk dipresentasikan pada sejumlah pabrikan otomotif Italia, pada 18 Juni lalu di Milan, Italia.
Sebenarnya, jauh sebelum penemuan yang dilakukan oleh Aryanto, ada juga seorang penemu yang berhasil mengubah air menjadi bahan bakar, namanya Stanley Meyer. Sayang, akhir kisah hidupnya malah berujung tragis.Penasaran, seperti apa kisah Stanley Meyer dalam menciptakan bahan bakar dari air.
Kisah Stanley Meyer, Pencipta Bahan Bakar Hidrogen dari Air
Stanley Meyer merupakan seorang ahli mesin asal Amerika Serikat yang mengembangkan sebuah teknologi mutakhir bernama “Water Fuel Cell”. Dilansir situs Carthrottle, Meyer telah merancang alat tersebut sejak tahun 1975 silam.
Lalu, di tahun 1990 Meyer berhasil mematenkan temuannya di AS dengan nomor US Patent 4.936.961. Paten tersebut berjudul Method for the Production of a Fuel Gas (26/6/1990) atau dipopulerkan dengan nama Water Fuel Cell.
Menurut Meyer, temuannya ini mampu memecah air (H2O) menjadi hidrogen (H2) dan oksigen (O2). Meyer secara detail mendeskripsikan temuannya lengkap dengan gambar, sebagaimana persyaratan untuk memperoleh hak paten.
Selain itu, ia juga menunjukkan kepada publik lewat video It Runs on Water tentang mobil yang sukses berjalan dengan bahan bakar air. Saat itu, ia menggunakan mobil bermesin Volkswagen (VW) Buggy berkapasitas 1.6 liter, dan hasilnya mampu melaju dengan lancar.
Meyer menjelaskan bahwa dia mengganti busi mobil dengan injeksi untuk menyemprotkan uap ke silinder. Lalu, uap air kemudian dipecah menjadi hidrogen dan oksigen, dan selanjutnya masuk ke ruang pembakaran seperti halnya motor konvensional.
Penemuan Stanley Meyer Dicap Tipu-tipu
Untuk meyakinkan masyarakat luas, temuan Meyer ini kemudian didemonstrasikan lewat televisi Action 6 News. Ia mengklaim untuk perjalanan dari Los Angeles ke New York (dari West Coast menuju East Coast), hanya membutuhkan 83 liter air saja.
Namun sayang, saat hendak diuji oleh saksi ahli bernama Prof Michael Laughton dari Queen Mary, University of London, Meyer malah menghindar dengan alasan yang dibuat-buat. Sampai akhirnya di pengadilan, kesaksian 3 orang ahli menilai jika penemuan Meyer disebut sama sekali tidak revolusioner.
Lantas, Water Fuel Cell ciptaan Meyer yang telah resmi dipatenkan di Amerika Serikat, akhirnya secara resminya dinyatakan sebagai penipuan oleh Pengadilan Ohio pada tahun 1996.
Kisah Hidup Meyer yang Berakhir Tragis
Dua tahun kemudian, tepatnya pada 21 Maret 1998, Meyer ditemukan meninggal dunia dengan cara yang tragis. Semua ini berawal ketika Meyer bersama saudara kembarnya, Stephen Meyer, bertemu dengan dua orang investor asal Belgia di sebuah restoran di Ohio, AS.
Mengutip situs Roarington, setelah selesai menyantap makanan utama, seorang pelayan menyajikan segelas jus cranberry untuk salah satu dari mereka. Stanley Meyer kemudian meminum jus tersebut, baru tegukan pertama ia sontak memegang lehernya, berlari keluar, berlutut, hingga muntah-muntah.
Stephen Meyer yang juga berada di lokasi kejadian, kemudian menghampiri saudaranya yang tengah berada di parkiran sambil meringis kesakitan. Di tengah kondisinya yang kritis, Stanley Meyer berucap “mereka meracuniku” sebelum akhirnya tewas.
Hasil autopsi oleh Dr William R. Adrion menyimpulkan bahwa Stanley Meyer meninggal akibat cerebral aneurysm karena darah tinggi. Steve Robinette, detektif yang menyelidiki kasus ini, juga mengumpulkan kesaksian dari semua orang yang terlibat saat itu.
Hanya dalam waktu tiga bulan, Robinette akhirnya menutup kasus tersebut. Ia menyimpulkan bahwa penyebab meninggalnya Stanley Meyer karena disebabkan oleh “kematian secara alami”, jadi bukan karena diracun.
Banyak orang yang menganggap jika Meyer tewas karena dibunuh. Sebab, penemuannya ini secara besar dapat membuka jalan bagi energi terbarukan, khususnya di industri otomotif.
Namun, ada juga yang berspekulasi bahwa dua orang investor ini merasa ditipu karena temuan Meyer yang dicap bohong. Oleh sebab itu, mereka telah merencanakan sesuatu agar Meyer tewas.
“Saya mengatakan kepada mereka bahwa Stan (Meyer) telah meninggal dan mereka tidak pernah mengatakan sepatah kata pun,” kenang Stephen Meyer.
“Sama sekali tidak, tidak ada kata belasungkawa, tidak ada pertanyaan kepada kami. Saya tidak pernah memiliki kepercayaan kedua orang itu lagi,” ujarnya.
Hingga sekarang, apa motif di balik pembunuhan Stanley Meyer tidak pernah terungkap, semua seperti dibungkam begitu saja.(*)
*artikel detikoto, edisi Jumat, 14 Jul 2023