foto :wilayah israel raya/x@ladyvelvet_hfq/sindonews
finews – Israel adalah sebuah negara di Asia Barat yang dikelilingi oleh laut tengah, Lebanon, Suriah, Palestina, Yordania, Mesir. Selain itu, dikelilingi pula dua daerah Otoritas Nasional Palestina Jalur Gaza dan Tepi Barat. Israel merupakan satu-satunya negara Yahudi di dunia. Selain itu, terdapat pula beberapa kelompok etnis minoritas lainnya, meliputi etnis Arab yang berkewarganegaraan Israel, beserta kelompok-kelompok keagamaan lainnya seperti Islam, Kristen, Druze, Samaria.
Israel sudah berdiri di Palestina selama lebih dari 65 tahun. Mereka menjajah Palestina dan hanya menyisakan Gaza saja yang belum utuh mereka taklukan.
Di Gaza, ada sebuah tembok besar yang tak pernah berhasil diruntuhkan oleh Israel
Gerakan antisemit di seluruh dunia melahirkan reaksi balik berupa gerakan Zionisme sedunia, yang digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang Yahudi Hongaria di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk menanggulangi antisemitisme adalah adalah dengan menciptakan suatu tanah air bagi bangsa Yahudi.
Melalui pamfletnya yang berjudul “Der Yuden Staat,” Herzl mulai mempropagandakan cita-citanya tersebut.
Awalnya Herzl belum menegaskan di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut Argentina atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya.
Alasan pemilihan Palestina adalah latar belakang historis untuk mengembalikan ”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM).
Maka, sejak 1930 eksodus Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada Era Nazi Jerman (Perang Dunia II).Berdirinya Israel tidak lepas dari keruntuhan khilafah.
Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid sebagai penghalang terbesar diturunkan sebagai Khalifah oleh gerakan Turki Muda.
Waktu itu, tahun 1909, Sultan Abdul Hamid mengeluarkan pernyataan keras kepada Yahudi: ”Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini, aku tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih aku mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniyah. Sekali lagi aku tidak akan menerima tawaran kalian!” Tidak heran kalau kemudian Yahudi berkonspirasi menghancurkan Sultan Abdul Hamid.
Pada Perang Dunia I (1914-1918), Turki Utsmani bergabung dengan Poros Central (Jerman, Austria-Hungaria) melawan Sekutu. Namun pada 1916, Inggris dan Prancis berkongkalingkong untuk membagi wilayah Timur Tengah dan terkenal dalam Perjanjian Sykes Picot. Dalam Deklarasi Balfor tahun 1917, Inggris mendukung pembentukan Negara Yahudi di tanah Palestina.
Berikut adalah isi surat dari Arthur James Balfour yang berdiri di belakang perjanjian laknat itu. ”Lord Rothschild yang terhormat, saya sangat senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. Pemerintahan Sri Baginda memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi, dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara lainnya . Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.”
Tahun 1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut Palestina dari Khilafah Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina diberikan kepada Inggris oleh LBB.
Pada tahun 1947, PBB dengan sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan Israel. Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari Palestina dideklarasikan Pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.
Ada beberapa perang yang pantas diingat dalam sejarah berdarah Yahudi. Pada 1948 ada Perang Arab Israel I. Mesir, Jordania, dan Syria masing-masing menduduki Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Pada 1967 terjadi Perang 6 Hari, Mesir, Jordani, Syiria menyerang Israel, tapi justru kehilangan ketiga daerah hasil perang 1948 bahkan Gurun Sinai lepas dari Mesir. Dan pada tahun 1973 terjadi Perang Yom Kippur, Mesir dan Syria menyerang Israel. Diikuti embargo minyak kepada negara-negara Barat.
Tapi pada tahun 1978 dalam Perjanjian Camp David, Mesir mendapatkan kembali Gurun Sinai dengan syarat tidak lagi memerangi Israel. Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan tetap dalam kontrol Israel. Puncaknya pada tahun 1992 dibuat Perjanjian Oslo
Bermimpi Dirikan Israel Raya
Israel Raya merupakan sebuah mimpi bagi para Zionis untuk memperluas wilayahnya. Dalam rencana ini, mereka akan mencaplok beberapa wilayah negara lain di Timur Tengah. Sampai saat ini sendiri, konflik perebutan wilayah antara Israel dan Palestina masih belum usai lantaran alotnya diskusi perdamaian antara kedua belah pihak. Namun dari kekuatan negara, sampai saat ini Israel masih menjadi yang paling berbahaya di Timur Tengah, dan sampai saat ini masih terus mengembangkan teknologi militernya. Bahkan jika menengok sejarah, pada beberapa perang yang dilakukan oleh bangsa Arab dengan Israel saja masih bisa dimenangkan oleh negeri Yahudi. Misalnya pada parang di tahun 1973 dan 1967. Dari perang 1967 sendiri Israel sempat memperluas wilayah kekuasaannya hingga dapat merebut semenanjung Sinai milik Mesir dan Dataran Tinggi Golan kepunyaan Suriah. Meski sudah memperluas wilayah kekuasaannya, namun hal tersebut rupanya masih jauh dari mimpi Zionis untuk mewujudkan Israel Raya. Dilansir dari Jagran Josh, konsep Israel Raya menurut pencipta paradigma Zionis, Theodore Herzl, adalah Negara Yahudi yang terbentang “dari Sungai Mesir hingga Sungai Eufrat.” Wilayah itu berarti akan mencakup : – Palestina – Lebanon – Suriah – Yordania – Terusan Suez, atau sebagian Mesir – Wilayah Tabuk, atau sebagian Arab Saudi – Sebagian Irak
Munculnya konsep Zionis ini tentunya akan sangat ditentang keras oleh bangsa Arab. Untuk mencegah kemungkinan ini, pastinya pihak Israel pastilah akan mencari dukungan sebanyak-banyaknya.
Munculnya konsep ini bahkan membuat para akademisi berpendapat bahwa Israel merupakan sebuah koloni pemukim.
Dilansir dari Al Jazeera, semua koloni pemukim merupakan proses pencaplokan tanah yang berkelanjutan, dimana penduduk asli disingkirkan dan pemukim dari tempat lain dibawa untuk menduduki tanah tersebut. Tentu saja, semua negara-bangsa modern telah melakukan pencaplokan tanah dalam beberapa hal, namun ciri khas negara kolonial pemukim adalah bahwa negara tersebut tidak akan terbentuk dan tidak dapat terus ada tanpa mengklaim kedaulatan atas tanah yang diambil secara paksa dari penduduk aslinya. Singkatnya, koloni pemukim hanya dapat mengklaim kedaulatannya melalui pemberantasan dan penghapusan kedaulatan pribumi. (penulis winarto-pimpinan redaksi, sumber eramuslim, wikipedia,sindonews)