finews, Pacitan – Banyak daerah di Pulau Jawa yang masih melestarikan tradisi bersih dusun. Akan tetapi ada beberapa daerah yang sudah meniadakan tradisi tersebut. Bersih dusun itu sendiri merupakan bagian dari kebudayaan yang ada di Indonesia yang eksistensinya telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman yang ada.
Begitupun dengan yang ada di Desa Widoro, Dusun Widoro Kandang Kecamatan Donorojo Pacitan. Tradisi bersih dusun Widoro Kandang selalu dilaksanakan setiap tahun pada hari Senin Pon bulan Besar tahu Jawa ini merupakan budaya atau adat istiadat yang berkembang sejak dulu dan hingga saat ini masih ada.
Kegiatan bersih dusun Widoro Kandang diawali dengan kerjabakti di seluruh wilayah dusun, kemudian acara slametan dilanjut acara kirap budaya menuju Kali Gupakan, dan pada malam harinya ada pagelaran wayang kulit semalam suntuk.
Adi Suciono selaku kepala dusun Widoro Kandang menjelaskan bahwa digelarnya tradisi ini bertujuan untuk melestarikan budaya adat sekaligus mempersatukan masyarakat dusun Widoro Kandang.
“Dengan tradisi ini terlihat sekali bentuk persatuan warga dan gotong royong tanpa membedakan status sosial, dan diharapkan kelestarian adat dan istiadat budaya dapat selalu terjaga”, imbuh Adi Suciono.
“Cikal bakal dusun Widoro Kandang adalah Ki Maeso Landoh yang mendapat gelar Kyai Gadung Melati. Meskipun hanya seorang manusia karena berperilaku baik dan suci maka akan berbau harum seperti bunga melati, maka oleh karena itu Ki Maeso Landoh mendapat gelar Kyai Gadung Melati. Ki Maeso Landoh mempunyai 5 keturunan. keturunan yang ke 5 adalah Eyang Sagopo/Sagopi inilah yang menempati dusun Widoro Kandang. sedangkan kata Widoro Kandang itu sendiri mempunyai arti, Widoro adalah wiwitane dadi bendoro ( pekabat tinggi zaman kolonial atau tuan/kebangsawanan orang jawa) dan Kandang berarti tempat untuk mendapatkan ilmu/pendidikan yang baik sebelum jadi bendoro. Pada jaman itu banyak anak dari pejabat tinggi dan bangsawan yang menimba ilmu di Widoro Kandang dalam asuhan eyang Sogopo/Sagopi”, tutur Wakino yang merupakan tokoh masyarakat sekaligus tokoh Adat dusun Widoro Kandang. (can)