foto : lahan warga tertimbun tanah kerukan
finews, Tulungagung – Dalam menunaikan sebuah amanah, seyogyanya dibarengi pula dengan tanggung jawab sesuai dengan petunjuk amanah tersebut. Seperti halnya pemerintah dalam merintis Jalur Lintas Selatan (JLS) yang melintas di sisi selatan kabupaten Tulungagung – Jawa Timur dibangun untuk mempercepat kemajuan kawasan selatan Pulau Jawa, termasuk di Tulungagung. JLS juga bertujuan untuk mengurangi kesenjangan dan kemiskinan di wilayah tersebut.
Adapun Tujuan pembangunan JLS
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah selatan Jawa
Mengurangi angka kesenjangan di wilayah pantai selatan Jawa
Mengatasi ketertinggalan dan kemiskinan
Membuka hubungan baru antara Kabupaten Tulungagung dengan daerah lain
Mengurangi beban lalu lintas di jalur utara (Pantura)
Mendorong pemerataan ekonomi di sisi selatan Pulau Jawa
Dampak positif pembangunan JLS
Membantu kegiatan perekonomian masyarakat sekitar
Membawa dampak positif bagi masyarakat setempat, termasuk para pelaku usaha dan sektor pariwisata
Memudahkan produk pindang menjangkau kota-kota seperti Tulungagung, Kediri, hingga Surabaya
Akan tetapi Tujuan dan Manfaat tersebut seolah tidak dirasakan oleh masyarakat sekitar yang merupakan imbas dari pembangunan JLS tersebut, utamanya masyarakat desa Ngrejo kecamatan Tanggunggunung – Tulungagung.
Seperti di lansir dari Focusflas.id online (terbitan 21/02/2025) yang lalu menyebutkan.
Jalan Lintas Selatan yang berada di Wilayah Jawa Timur tepatnya di desa Ngrejo kecamatan Tanggunggunung Kabupaten Tulungagung (Bagian Selatan) membawa dampak Negatif di Masyarakat, yang mana pembuangan limbah tanah dari pengerukan lahan nampaknya menuai prokontra dimasyarakat.

Menurut keterangan dari Wiwik Suryanto selaku sekertaris desa Ngrejo ada dua dusun yang saat ini mengeluh dengan limbah buangan tanah JLS, antara lain : dusun Mranggen, dusun Ngrejo dan dusun Kuning
“Sudah beberapa kali dari warga dusun Kuning mengeluh dan mengadu, sehingga kami selaku punggawa pemerintah desa Ngrejo menyampaikan kepada pihak HK (PT Gala Hutama Karya) terkait keluh kesah warga yang lahan permukiman tanah pekarangan warga terdampak longsoran limbah tanah dari JLS, namun dari pihak yang bersangkutan tidak ada tanggapan yang maksimal, bahkan salah satu warga di Mranggen dusun Jaten menyampaikan keluh kesahnya terkait tanaman jagung maupun pepohonan yang di pekarangannya tertimbun tanah longsor dari pembuangan limbah tersebut,” terang Wiwik (biasa dipanggil).
Lanjut Wiwik, “Kami dari pemerintah desa sudah merasa geram karena kurang maksimalnya penanganan penimbunan maupun pembuatan limbah yang dikerjakan oleh pihak HK sebagai Kontraktor karena ada juga yang terletak di sumber mata air, bahkan kecemasan warga ibarat dibelipun tidak akan bisa. Maka harapan kami dari Dinas terkait secepatnya harus ada langkah yang Maksimal”, imbuhnya
Sementara itu Sujarwo selaku kepala desa Ngrejo membenarkan terkait keluh kesah warga, “Memang betul terkait keluhan warga kami, yang mana dampak dari pembuangan limbah JLS ke lahan pekarangan serta pemukiman utamanya di dusun Kuning dan di Mranggen dusun Ngrejo yang sempat dikunjungi oleh Bapak Camat Tanggunggunung terjadi keretakan lebar di lahan, dimungkinkan Muatan atas Berat dimana Tanah bawahnya mengenang air (Lembek) sehingga terjadi Longsor”,ucapnya
Sujarwo melanjutkan, “Bahkan Talut Penahan Jalan yang di bangun oleh pemerintah desa yang Jaraknya kurang lebih 300 meter dari pengerukan jalan lintas selatan juga ambrol terkena luapan tanah lumpur dari JLS, tidak hanya itu saja pepohonan banyak yang tumbang juga. Terlebih saat hujan tiba ada warga kami dari satu RT di dusun Kuning harus mengungsi ke tempat yang aman karena was was terkena longsoran tanah dari JLS. Harapan kami segera mungkin ada respon positif dari pihak HK maupun Dinas terkait, bukan malah warga yang jadi korban dari pembangunan JLS,” tegasnya. (lukman)