Rembuk Stunting Desa Jengglungharjo Harapkan Zero Stunting

Desaku557 Views

foto : rembuk stunting jengglungharjo

finews, Tulungagung – Rembuk Stunting merupakan salah satu rangkaian pramusyawarah desa untuk penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) tahun berikutnya, dan juga menjadi amanat Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Desa agar memprioritaskan penggunaan dana desa untuk pencegahan dan penanganan stunting.

Bertempat di balai desa Jengglungharjo kecamatan Tangunggunung – Tulungagung pada Kamis(18/1), pemdes Jengglungharjo menggelar musyawarah rembuk stunting dalam rangka membahas kegiatan pencegahan dan penanganan stunting tahun anggran 2025.

Hadir dalam acara tersebut, Sekcam Tanggunggunung, Kepala Desa Jengglungharjo beserta seluruh perangkat, Bhabinkamtibmas, Babinsa, kader Posyandu, pendamping desa, serta tamu undangan ibu-ibu pemilik anak balita di desa Jengglungharjo. Rembuk stunting ini menghadirkan narasumber Yayuk bidan desa

Kepala desa Jengglungharjo, Rudi Santosa mengatakan untuk kasus stunting di desa Jengglung sebenarnya tidak ada. “Disini, desa sebetulnya stunting itu tidak ada, yang ada adalah gizi kurang yang harus ditangani untuk kelanjutan di rumah sakit, ada 3 orang yang dirujuk dan kelihatannya sudah ada membaik,” terangnya. “Sebetulnya orang tua sudah susah payah memberikan asupan gizi yang kepada putra-putrinya, tetapi terkadang anak-anak yang sulit untuk makan,” paparnya.

Kades melanjutkan, pada kesempatan rembuk stunting ini, para peserta akan mendapatkan ilmu baru dari narasumber tentang penanganan dan pencegahan stunting. “Karena stunting adalah barometernya pertumbuhan anak berdasarkan berat badan, jadi bilamana ada kaser Posyandu memberitahu ke panjenengan anaknya gizinya kurang jangan sampai marah,” kata kepala desa ramah ini.

Kepada kader Posyandu, Rudi berpesan jika ada balita termasuk gizi kurang yang menuju balita stunting diharapakan cara penyampaian jangan sampai menyinggung orang tua balita. “Tolong penyampaiannya panjenengan ke ibunya selalu hati-hati, jangan sampai menyinggung, saya harapkan di Desa Jengglungharjo kedepan tetap zero Stunting atau nol,” harapnya.

Pihaknya juga berharap untuk mengikuti dan memperhatikan penyampaian materi yang diberikan oleh narasumber agar menambah pengetahuan. “Monggo penjelasan materi dari narasumber panjenengan perhatikan, mana yang perlu dan mana yang pas buat putra-putri panjenengan,” tutupnya.

Sementara itu bidan desa Yayuk memaparkan bahwa stunting itu prosesnya tidak instan, tetapi berbulan-bulan. “Stunting tidak hanya disebabkan karena kurang gizi saja, tetapi banyak faktor, makanya hanya kita di bidang kesehatan tidak akan mampu menanganinya,” tuturnya.

Dalam pemaparannya, juga dikatakan stunting masuk dalam musrenbang desa karena stunting masuk dalam program nasional. “Program stunting tidak hanya punya kesehatan saja tetapi punya semuanya, jadi lintas sektor bagaimana kita menangani terkait stunting,” paparnya.

Dirinya mengharapkan kegiatan rembuk stunting ini bisa membawa manfaat bagi ibu dan balita di desa Jengglungharjo. “Mudah-mudahan dengan tidak berputus asa dan kerjasama pemdes, petugas kesehatan yang ada di desa, puskesmas dan rumah sakit masalah stunting bisa teratasi,” tutupnya. (lukman)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *