foto: keluarga menangis diatas peti jenazah sheila amelia christanti usai di rsud magetan
finews, Magetan – Sheila Amelia Christanti, mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 2023, ditemukan meninggal dunia di sebuah parit kecil di kecamatan Plaosan, kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Sheila dilaporkan hilang sejak 26 Maret 2025 setelah berencana mudik ke Madiun menggunakan sepeda motor.
Sheila mengikuti kelas online pada 25 Maret 2025 dan tidak dapat dihubungi oleh keluarganya hingga 27 Maret 2025.
Kejelasan mengenai keberadaannya baru terungkap pada Jum’at (12/4) ketika jasadnya ditemukan.
Seorang pelapor yang berada di rumah menerima telepon dari temannya yang sedang menolong korban di Lawu Green Forest (LGF).
Saksi mata yang juga warga setempat, Ahmad Fauzan, mengungkapkan jika jenazah korban ditemukan sekitar pukul jam 5 sore, tepatnya berada di jalan turunan dari arah Jawa Tengah (Jateng).
“Awalnya seorang pelapor, A (37 tahun), sedang berada di rumah dan mendapatkan telepon dari temannya. Temannya A itu sedang menolong orang kecelakaan di LGF. Temannya A ini yang melihat ada sebuah motor terbalik di parit,” kata Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono.
Setelah penemuan, pelapor dan temannya segera memeriksa lokasi dan menemukan Sheila terjebak di bawah sepeda motor.
Tim medis dari Puskesmas setempat tiba di lokasi dan mengonfirmasi bahwa korban sudah meninggal dunia.
Ciri-ciri jenazah yang ditemukan, termasuk celana panjang jeans biru gelap dan tinggi badan sekitar 148 cm, sesuai dengan deskripsi Sheila.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada tanda-tanda kekerasan atau dugaan tindak pidana lainnya, dan diduga kuat Sheila mengalami kecelakaan lalu lintas.
“Hasil pemeriksaan tim medis tidak ditemukan tanda kekerasan atau dugaan tindak pidana lainnya di tubuh korban. Korban terindikasi mengalami kecelakaan lalu lintas dengan menabrak rambu jalan dan masuk ke parit kecil,” kata Joko.
Keluarga Sheila telah menerima kejadian ini sebagai takdir dan tidak berniat untuk menuntut secara hukum.
Kepolisian setempat terus menyelidiki lebih lanjut untuk memastikan tidak ada faktor lain yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Tim Inafis Polres Magetan telah menyelesaikan autopsi jenazah seorang Mahasiswi UGM, di RSUD Dr Sayidiman Minggu dini hari (13/4).
Korban bernama Sheila Amalia Cristanti (21), warga kecamatan Kebonsari, kabupaten Madiun,mahasiswi UGM, yang dilaporkan hilang oleh keluarga sejak 3 minggu lalu.
Jenazah korban masuk ke parit sedalam 77 centimeter, dan lebar 60 centimeter dan tertindih sepeda milik korban.
“Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” imbuhnya.
Soal penyebab kematian, AKP Joko menduga korban mengalami kecelakaan tunggal. Sebelum kejadian, korban mengendarai sepeda motor yang melaju dari arah Jawa Tengah.
“Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” paparnya.
Ditambah Joko, barang barang pribadi, khususnya helm, semua masih melekat di bagian tubuh korban.
“Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” pungkasnya.
Dilaporkan Hilang Jelang Lebaran
Isak tangis mewarnai jalannya proses autopsi jenazah, yang menggemparkan masyarakat kabupaten Magetan, Sabtu (12/4).
Satu persatu anggota keluarga korban, begitu syok dan tak kuasa menahan tangis, setelah keluar dari Kamar Instalasi Pemulasaran Jenazah, RSUD Dr Sayidiman.
Setelah diperiksa lebih dalam ,lanjut AKP Joko, didapatkan ciri ciri khusus lalu disampaikan kepada pihak keluarga korban, yang merasa kehilangan.
“Ayah kandung korban ikut menyaksikan langsung. Setelah melihat ciri ciri korban, ternyata betul jenazah adalah anak kandungnya,” bebernya.
Usai dievakuasi dari tempat kejadian, AKP Joko mengakui sempat mengalami kendala, selama proses autopsi berlangsung.
“Kondisi korban sudah mengalami perubahan, dan nyaris tidak dapat dikenali sehingga dilakukan pemeriksaan lebih dalam,” terangnya.
Kendati demikian, korban yang sudah meninggal lebih dari 3 hari itu, akhirnya dapat dikenali oleh ayah kandungnya.
“Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” pungkas AKP Joko.(*)