foto:wantimpres soekarwo bersama bupati lamongan Senin (11/12)
finews, Lamongan – Mantan gubernur Jawa Timur Soekarwo yang kini sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden datang di Lamongan guna memberi memotivasi warga Lamongan untuk kembali bangkit dan menjadikan Lamongan sebagai bagian wilayah ketahanan pangan nasional.
Diketahui selama 5 tahun terjadi penurunan produksi di kabupaten Lamongan
Data tahun 2017 produksi kedelai lokal mencapai 22.498 ton, dan hanya 22.349 ton di tahun 2018,
Tahun 2019 hanya 12.782 ton, dan 8.875 ton di tahun 2020,
Sementara tahun 2021
9.406 ton , dan tahun 2022 hanya 10.412 ton
“Cari cara kira-kira produksinya meningkat, nanti dipimpin pak lurah untuk ketahanan pangan. Kedelai Lamongan turun drastis. Padahal sini (Lamongan) tanah tadah hujan, keasaman bagus, hama tidak banyak. Cara meningkatkan produksi per hektare itu gimana, dari bibit bisa disolusikan oleh DKPP kabupaten Lamongan,” ungkap Soekarwo,di desa Randubener, Kembangbahu, Lamongan
didampingi bupati Lamongan, Yuhronur Efendi, Senin (11/12).
Dikatakan Soekarwo tantangan produksi tanaman pangan khususnya kedelai di Lamongan, terjadi pada sarana prasarana (sarpras), hama, dan harga yang fluktuatif (tidak stabil).
Lamongan mampu memenuhi 90 persen kebutuhan, sedang 10 persenya dari kedelai impor atau pasar luar.
Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengungkapkan, kebutuhan kedelai di Lamongan dipergunakan untuk konsumsi rumah tangga, konsumsi luar rumah tangga (industri), benih, dan tercecer (saat panen).
Ketersediaan kedelai diperoleh dari produksi lokal atau panen raya di bulan Pebruari, Maret, April, Juli, Agustus, serta pasokan dari luar kabupaten.
“Di tahun 2023, proyeksi produksi kedelai sebesar 12,324 ton, kebutuhannya 16,205 ton, defisit 3.881 ton,” ungkap Yuhronur Efendi.
Yuhronur Efendi memastikan, sebagai upaya menjaga kedaulatan pangan, di beberapa kecamatan dilakukan penanaman kedelai, mulai dari Kembangbahu, Sugio, Sambeng, Mantup, Kedungpring, Modo, Babat, Lamongan, Tikung, Sarirejo, dan berkembang ke kecamatan lain.
“Untuk mempertahankan kedaulatan negara dengan kedaulatan pangan, maka dari itu harus dijaga bersama-sama,” katanya.
Tidak hanya itu, Pemkab Lamongan terus berupaya untuk meningkatkan pengembangan kedelai melalui berbagai inovasi kawasan kedelai yang menjadi pengembangan hulu hilir, mulai dari pembenihan hingga hasil dengan harga yang kompetitif.
Diversifikasi produk kedelai, memunculkan pilihan kompetitif produk kedelai mulai dari biji sampai limbah kedelai (zero waste biogas).
“Diskusi bersama Pakde Karwo, kita temukan permasalahan petani. Pertama, harga jual yang sangat fluktuatif, kedua, hama,” katanya.
“Semua itu akan segera dicarikan solusinya, agar petani saat menanam kedelai bisa tetap eksis, khusunya di kabupaten Lamongan yang mempunyai 8 ribu hektare untuk terus dikembangkan dengan baik,” lanjutnya.(*)